Beranda / Berita / Aceh / Pasien Mengaku Ditelantarkan, Mahasiswa Minta Penjelasan Pihak RSUD CND Meulaboh

Pasien Mengaku Ditelantarkan, Mahasiswa Minta Penjelasan Pihak RSUD CND Meulaboh

Kamis, 16 Januari 2020 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Mahasiswa yang diwakili oleh Sulthan Alfaraby menanyakan soal pelantaran pasien kepada pihak RSUD CND yang diwakili oleh Kasubbag Hukum dan Humas, Susi Maulhusna, AMK, Kamis (16/1/2020). [Foto: Ist.]

DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Terkait beredarnya isu bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSUD CND) telah menelantarkan seorang pasien yang sedang melahirkan, mahasiswa segera mendatangi pihak rumah sakit untuk segera meminta penjelasan terkait isu negatif yang sedang beredar di masyarakat, Kamis (16/01/2020).

DIlansir dari salah satu akun Instagram @acehworldtime pada tanggal 16 Januari 2020 yang memposting gambar dan video serta berisi penjelasan dari pihak pasien yang mengaku telah ditelantarkan, dengan caption: 

"Miris seorang pasien melahirkan tidak semestinya, hingga pendarahan hebat di kamar mandi. Padahal sebelumnya Pasien sudah memperingatkan kepada pihak bertanggung jawab, tapi kata mereka "belum saatnya melahirkan". _Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dien Meulaboh".

Setelah viralnya postingan tersebut, mahasiswa langsung mendatangi pihak rumah sakit untuk mendengarkan pengakuan dari pihak RSUD CND. Kepada Sulthan Alfaraby, pihak RSUD CND yang diwakili oleh Kasubbag Hukum dan Humas, Susi Maulhusna, AMK, memberikan pengakuan bahwa pihak rumah sakit tidak menelantarkan pasien tersebut.

"Pasien tersebut tidak ditelantarkan dan telah ditangani sejak jam 10 pagi (sebelum beredar isu tersebut), dan telah ditangani sesuai SOP. Kebetulan diperiksa langsung oleh dokter spesialis dan tetap dalam pengawasan petugas", ujar Kasubbag Hukum dan Humas RSUD CND.

Belum merasa cukup dengan penjelasan pihak rumah sakit, Sulthan Alfaraby kemudian bertanya lagi tentang penyebab pasien bisa melahirkan di kamar mandi. Kemudian pihak rumah sakit menjelaskan bahwa pasien tetap dalam pengawasan dan izin ingin Buang Air Kecil (BAK).

"Beliau (pasien) dalam pengawasan dan izin Buang Air Kecil (BAK) ke kamar mandi. Berdasarkan keterangan petugas, diberitahukan jika memang pasien merasa ingin Buang Air Besar (BAB) agar memberitahukan kepada petugas. Namun, pasien hanya ingin BAK. Sebelum pasien BAK, sudah dilihat belum menunjukkan gejala melahirkan dan baru bukaan 4. Kalau bukaan melahirkan itukan 10", ujar Kasubbag Hukum dan Humas RSUD CND.

Usai meminta kejelasan dari pihak RSUD CND, Sulthan Alfaraby langsung izin pamit. Kepada awak media, Sulthan Alfaraby berharap agar RSUD CND Meulaboh terus menghargai dan meningkatkan lagi kualitas pelayanan pasien-pasien yang ingin mendapatkan pelayanan medis. Karena tanpa pasien, maka RSUD CND tidak akan bisa menjadi tipe rumah sakit yang berjaya ke depannya.

"Sudah saya dengarkan penjelasan dari pihak RSUD CND Meulaboh, bahwasanya dapat saya simpulkan masalah ini sepertinya sudah cukup sekali saja terjadi. Saya hanya berharap kepada pihak rumah sakit untuk terus menghargai dan memberikan pelayanan optimal kepada pasien. Tanpa pasien, RSUD CND bukanlah apa-apa. Saya juga kecewa, bahwa RSUD CND kini turun kelas dari B menjadi C. Semoga ke depannya bisa naik lagi dan menjadi pelopor pelayanan terbaik di sepanjang daerah Barat Selatan Aceh. Ini adalah masalah kita bersama, mari kita berbenah", tutupnya. (rls)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda