Beranda / Berita / Aceh / Plt. Gubernur Aceh: Dalam Membangun Hilangkan Sekat Anggaran

Plt. Gubernur Aceh: Dalam Membangun Hilangkan Sekat Anggaran

Sabtu, 05 Januari 2019 16:35 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Simeulue - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, meminta pemerintah kabupaten dan kota di seluruh Aceh untuk tidak lagi membuat sekat-sekat anggaran dalam melakukan pembangunan. Semua sumber mata anggaran, kata Nova harus dikonsolidasi serta diselaraskan.

"Saya tidak mau lagi, ini harus (dibangun) dengan ABPA, ini APBK, atau ini DOKA. Tidak bisa lagi pak kita membangun seperti itu," tegas Nova Iriansyah, saat temu ramah dengan Forkopimda dan para Camat di Pendopo Bupati Simeulue, Sabtu (5/1).

Menurut Nova, bupati sebagai kepala pemerintahan di daerah tidak akan mampu membangun daerah seorang diri jika sekat anggarannya dibuat terlalu kaku. Oleh karenanya antara APBK, APBA, APBN dan sumber-sumber lain harus dikonsolidasikan dan digabung. Dengan demikian, pembangunan yang dilakukan dari sumber anggaran apa pun akan senantiasa terkontrol dengan baik.

Sebelumnya Bupati Simeulue, Erli Hasyim, memaparkan, masih ada ruas jalan sepanjang hampir 130 kilometer dan berstatus jalan provinsi yang masih perlu perhatian pemerintah Aceh. Ruas jalan itu berada di antara Nasreuge - Lewak - Sibigo. Dari keseluruhan jalur tersebut, diketahui sepanjang 34,8 kilometer sudah teraspal, 87,54 KM dalam proses pengerasan dan7,9 kilometer lainnya belum tembus. 

Sementara itu, beberapa kepala dinas melaporkan berbagai perkembangan yang telah dicapai di Pulau Sinabang tersebut. Di antaranya adalah Abdul Karim, Kepala Dinas Pariwisata Simeulue. Ia mengatakan, keindahan alam dan kekayaan laut di Simeulue mungkin masih yang terbaik di Aceh. Hanya saja akses serta infrastruktur ke lokasi destinasi wisata yang belum baik. Karena itu ia meminta pemerintah Aceh membangun infrastruktur serta menggelar banyak event yang bisa menarik dan mendatangkan wisatawan di Simeulue.

Sementara Syuhelmi, Kepala Dinas Pertanian, melaporkan bahwa pertanian menjadi sektor dilematis di kabupaten kepulauan itu. Hal tersebut dibuktikan dari kebutuhan beras yang sampai saat ini sebanyak 40 persennya didatangkan dari daratan. 

"Padahal di Simeulue lahan pertanian mencukupi, petani juga banyak. Hanya saja sarana dan prasarana penunjang yang masih kurang," kata Syuhelmi. Menurutnya, Simeulue masih sangat perlu perhatian pemerintah Aceh khususnya untuk pembangunan irigasi serta bantuan alat-alat penunjang pertanian lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Nova Iriansyah kembali menegaskan agar dalam tidak ada sekat anggaran dalam proses pembangunan. Namun demikian, kata Nova, Simeulue tetap akan terus menjadi perhatian pemerintah Aceh, terutama dalam pengembangan pariwisata dikarenakan sektor itu menjadi salah satu penyumbang devisa tertinggi di Indonesia. Selama ini pemerintah telah menyebar event-event provinsi untuk dibuat di Kabupaten/Kota, agar uang menyebar merata.

Pemerintah Aceh juga akan membantu Simeulue agar terlepas dari ketergantungan beras dari luar. Nova meminta agar Pemerintah Simeulue untuk membuat rencana induk pedoman yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah serta ruang untuk kegiatan-kegiatan penunjang.

"Tolong dibuat Master Plant Pariwisata, juga konsep supaya Simeulue bisa bisa memenuhi kebutuhan berasnya," minta Nova.(h)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda