Beranda / Berita / Dunia / Jelang Imlek, Doraemon jadi Pengganti Hiasan Babi di Mal Malaysia

Jelang Imlek, Doraemon jadi Pengganti Hiasan Babi di Mal Malaysia

Senin, 04 Februari 2019 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Paradigm Mall di Malaysia memasang hiasan Doraemon menjelang Imlek Tahun Babi 2019. (Foto: South China Morning Post)


DIALEKSIS.COM | Malaysia - Saat orang-orang China di seluruh dunia bersiap untuk merayakan Tahun Babi, di Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim, beberapa pusat perbelanjaan dan merek berusaha untuk tidak menampilkan gambar babi. Hal itu dilakukan untuk menghormati budaya dan agama setempat.

Biasanya pusat perbelanjaan membuat dekorasi dan atraksi yang kompleks untuk merayakan hari-hari besar demi menarik perhatian pengunjung. Tetapi tahun ini, pernak-pernik babi tidak ditampilkan dalam perayaan Imlek tahun babi.  

Paradigm Mall, sebuah pusat perbelanjaan di pinggiran kota Petaling Jaya, Malaysia, malah menampilkan ikon kartun Jepang Doraemon dalam dekorasinya dan memajang lebih dari 30 patung Doraemon seukuran aslinya. 

"Kami adalah mal komunitas lingkungan yang tujuan utamanya melayani kebutuhan keluarga dan masyarakat sekitar. Karenanya, semua dekorasi dan aktivitas kami berpusat di sekitar anak-anak dan keluarga sembari mengikat erat budaya dan tradisi Tahun Baru China. Kami juga memastikan bahwa semua peraturan dan regulasi dewan lokal dipatuhi," kata manajer grup iklan dan promosi Paradigm Joanne Lee, dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Senin (04/02).

Mal-mal lain juga menghindari memasang pernak-pernik babi dan beralih menggunakan ikon Tahun Baru yang umum, seperti singa, petasan, dan lentera. Pusat perbelanjaan populer 1Utama memajang beberapa "celengan babi" yang sangat besar dan banyak pernak-pernik, tapi bukan pernak-pernik babi. 

Meskipun pemerintah mengatakan tidak ada batasan pada pencitraan babi, namun banyak mal menekankan pentingnya mengambil jalan tengah yang memperhitungkan kepekaan budaya. 

H.C. Chan, chief executive officer dari Sunway Malls & Theme Parks, mengatakan meski penggunaan tanda-tanda zodiak untuk menandai tahun baru lebih disukai, namun mal merasa "tidak perlu untuk selalu menggunakannya, meskipun itu adalah hak komunitas China untuk mempraktikkannya."

Dalam Islam, babi dan anjing dianggap hewan najis, dan beberapa merek di Malaysia sangat berhati-hati ketika berhadapan dengan citra babi atau anjing. Pada tahun 2018, sebuah toko kelontong populer mencetak T-shirt bertema zodiak China tetapi hanya 10 dari 12 lambang zodiak.

Banyak merek juga tampaknya enggan untuk menonjolkan citra babi, meskipun mereka menargetkan penjualan di liburan. (CNBC Ind)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda