Beranda / Berita / Dunia / Teheran Tolak Peringatan AS Tentang Peluncuran Ruang Angkasa

Teheran Tolak Peringatan AS Tentang Peluncuran Ruang Angkasa

Jum`at, 04 Januari 2019 10:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Iran menolak peringatan AS agar tidak melakukan peluncuran kendaraan luar angkasa dan uji coba rudal, dengan mengatakan mereka tidak melanggar resolusi PBB. (Foto: David Mdzinarishvili/Reuters)

DIALEKSIS.COM | Teheran - Iran menolak peringatan AS agar tidak melakukan peluncuran kendaraan luar angkasa dan uji coba rudal, dengan mengatakan mereka tidak melanggar resolusi PBB.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengeluarkan peringatan pre-emptive sebelumnya pada hari Kamis terhadap upaya mengejar tiga peluncuran roket ruang angkasa yang katanya akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB karena mereka menggunakan teknologi rudal balistik.

Tetapi Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak peringatan itu, tweeting bahwa "peluncuran kendaraan antariksa Iran - & tes rudal - TIDAK melanggar (Resolusi) 2231."

Dia menambahkan, "AS berada dalam pelanggaran materi yang sama, & sebanyak itu tidak dalam posisi untuk memberi kuliah siapa pun di atasnya."

Pompeo mengatakan Iran berencana meluncurkan tiga roket dalam beberapa bulan mendatang, yang disebut Space Launch Vehicle (SLV), yang ia katakan menggabungkan teknologi "hampir identik" dengan apa yang digunakan dalam rudal balistik antarbenua.

"Amerika Serikat tidak akan tinggal diam dan menyaksikan kebijakan destruktif rezim Iran yang menempatkan stabilitas dan keamanan internasional dalam bahaya," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyarankan rezim untuk mempertimbangkan kembali peluncuran provokatif ini dan menghentikan semua kegiatan yang berkaitan dengan rudal balistik untuk menghindari isolasi ekonomi dan diplomatik yang lebih dalam."

Wakil Menteri Pertahanan Iran Jenderal Qassem Taqizadeh pada akhir November dikutip oleh media Iran mengatakan bahwa Iran akan segera meluncurkan ke luar angkasa tiga satelit yang dibuat oleh para ahli dalam negeri.

Pompeo mengatakan peluncuran roket itu akan melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Ia menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir, tetapi tidak secara eksplisit melarang kegiatan tersebut.

Iran telah berulang kali menolak tuduhan AS tentang uji coba rudal balistiknya, termasuk penembakan peluncur ruang angkasa. Teheran menyangkal memiliki rudal yang dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.

Pompeo mengatakan Iran telah meluncurkan rudal balistik beberapa kali sejak resolusi PBB diadopsi. Dia mengatakan pihaknya melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah yang mampu membawa beberapa hulu ledak pada 1 Desember.

Presiden AS Donald Trump tahun lalu keluar dari kesepakatan Iran, yang dinegosiasikan oleh pendahulunya Barack Obama, bukannya menerapkan kembali sanksi besar-besaran yang bertujuan melumpuhkan ekonomi negara itu.

Kekuatan-kekuatan Eropa masih mendukung perjanjian itu, mencatat bahwa Iran patuh, sementara berbagi keprihatinan tentang rudal.

Pada Juli 2017, Iran meluncurkan roket Simorgh (Phoenix) yang katanya dapat mengirim satelit ke luar angkasa, tindakan yang oleh Departemen Luar Negeri AS disebut provokatif. Awal bulan itu, Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi baru terhadap Iran atas program rudal balistiknya.

Universitas Teknologi Amirkabir Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya telah memberikan sentuhan akhir pada satelit Payam (Pesan), yang katanya dilengkapi dengan empat kamera dan dapat digunakan untuk pertanian, kehutanan dan tujuan damai lainnya, berita setengah resmi Fars agen melaporkan.

Satelit itu, yang berbobot sekitar 100 kg (220 pon), akan diluncurkan oleh pusat ruang angkasa milik pemerintah ke orbit 500 km (300 mil) dengan Simorgh, kantor berita ISNA melaporkan.

Laporan media Iran mengatakan peluncuran Payam mungkin bertepatan dengan perayaan pada awal Februari menandai peringatan 40 tahun revolusi Islam Iran. (News Agencies/Al Jazeera)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda