Beranda / Berita / Aceh / Ketua IDI Aceh Sebut Corona Bukan Teori Konspirasi

Ketua IDI Aceh Sebut Corona Bukan Teori Konspirasi

Sabtu, 04 Juli 2020 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +



DIALEKSIS.COM | Banda Aceh – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Dr. dr. Safrizal Rahman, sebut pandemi Covid-19 yang menimpa dunia saat ini bukan merupakan hasil dari teori konspirasi.

“Para ilmuwan sudah sepakat bahwa pandemi Covid-19 merupakan pandemi sesungguhnya, bukan konspirasi,” kata Safrizal, saat mengisi materi virtual terkait belajar daring di era normal baru, Jum’at (3/7/2020).

Menurutnya, pasien positif Covid-19 di Aceh, memiliki kecendrungan akan meningkat. Ia menyarakankan masyarakat maupun pemerintah agar memilik sikap kehati-hatian. Ia membandingkan bahwa daerah lain diluar Aceh, untuk pasien positif Covid-19 dikalangan anak-anak ada banyak yang terjangkit.

“Jika tahun ajaran baru 2020-2021 dimulai tanggal 13 Juli ini, untuk daerah yang termasuk zona hijau pun sekolah atau madrasah tidak mesti langsung menerapkan belajar tatap muka,” ungkap Safrizal.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Majelis Pendidikan Aceh (MPA) Prof. Abdi A Wahab. Ia mengatakan, saat ini MPA harus memberikan perhatian serius  pengaruh dari Covid-19 terhadap pendidikan Aceh.

Ia menyarankan, sebaiknya sekolah dan madrasah atau satuan sekolah lainnya harus mengikuti panduan yang telah diberikan oleh pemerintah.

“Meskipun daerah zona hijau boleh melangsungkan pembelajaran tatap muka langsung, perizinannya berlapis. Mulai dari izin pemerintah daerah atau Kanwil hingga harus ada izin orang tua,” kata Abdi.

Ia juga mengatakan, sudah beberapa pekan ini MPA telah melakukan dialog bersama Asisten I Pemerintah Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Dinas Pendidikan Dayah, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh dan sejumlah ormas pendidikan lainnya.

Dialog tersebut bertujuan untuk menjaring informasi dari kabupaten/kota, dan mendengar para ahli  untuk memberikan rekomendasi lebih lanjut terkait proses pembelajaran selama pandemi Covid-19.

“Data yang ada menunjukkan, hanya 6 persen anak-anak berada dalam zona hijau, selebihnya mereka berada di zona yang berisiko terjangkit Covid-19. Maka tujuan dari dialog tersebut kita menjaring bagaimana baiknya nanti,”pungkas Abdi. (IDW).



Keyword:


Editor :
Indra Wijaya

riset-JSI
Komentar Anda