Beranda / Berita / Dunia / Arab Saudi Hapus Aturan Pemisahan Laki-laki dan Perempuan di Restoran

Arab Saudi Hapus Aturan Pemisahan Laki-laki dan Perempuan di Restoran

Senin, 09 Desember 2019 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Perempuan duduk di antara pria di sebuah kafe yang baru dibuka di Khobar, Arab Saudi, 2 Agustus 2019. [Foto: Hamad I Mohammed/Reuters]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan Arab Saudi menghapus aturan pemisahan gender di restoran, yang mewajibkan restoran memiliki dua pintu untuk pria dan perempuan.

Sebelumnya, Arab Saudi mengharuskan semua restoran memiliki satu pintu masuk terpisah untuk keluarga dan perempuan, dan lainnya untuk pria. 

Kementerian Kota dan Urusan Pedesaan Arab Saudi mengumumkan di Twitter bahwa ini tidak lagi wajib, seperti dikutip dari Reuters (9/12/2019).

Laki-laki dan perempuan bukan kerabat atau suami-istri selama beberapa dekade, telah dilarang bercampur di tempat-tempat umum di bawah aturan sosial yang ketat yang pernah ditegakkan oleh ulama garis keras dan polisi agama.

Menteri Urusan Kota dan Pedesaan Majid Al-Qasabi juga menyetujui pembaruan lain untuk peraturan dan regulasi di berbagai sektor pada Ahad.

Menurut Arab News, Senin (9/12/2019), Khaled Al-Jammaz, wakil menteri yang ditunjuk untuk urusan teknis di kementerian, menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari sejumlah amandemen yang mencakup 103 peraturan, persyaratan, manual, model, standar, dan aplikasi untuk semua jenis kegiatan.

Wali Kota Mekah Mohammed Abdullah Al-Quwaihis mengatakan amendemen tersebut bertujuan untuk membuat hidup lebih mudah bagi investor, warga negara dan pengusaha.

"Amendemen akan menjadi positif dan akan meringankan banyak kondisi dan batasan, tetapi perubahan tidak akan mempengaruhi masalah kesehatan masyarakat dan makanan, dan keputusan ini akan meningkatkan aliran investasi dan jumlah dan variasi restoran," katanya.

Nasser Al-Shalhoub, salah satu pemilik kedai kopi Chaoua yang akan segera dibuka, mengatakan bahwa mengakhiri persyaratan untuk memiliki bagian terpisah bagi pria dan keluarga adalah keputusan yang sangat baik.

"...terutama karena kita menghadapi masalah dengan meningkatnya biaya karena kita wajib membuat dua penghitung untuk dua bagian, dan sekarang dengan amendemen ini kementerian telah membantu kita untuk mulai bekerja dan mengurangi biaya," kata Nasser. "Ini akan menguntungkan kita karena kita akan memanfaatkan ruang, dan area akan terlihat lebih baik."

Ruba Al-Harbi, yang mengelola sebuah restoran, juga setuju dengan amendemen tersebut. 

"Membuang-buang uang untuk membuka dua bagian untuk pria dan keluarga, karena pemisahan gender ini tidak akan berdampak apa-apa ketika kedua belah pihak bertemu di luar pintu restoran."

Dia mengatakan bahwa dia telah memperhatikan perubahan beberapa waktu lalu, bahkan sebelum diumumkan pada situs web kementerian.

"Saya telah memasuki beberapa restoran yang hanya memiliki satu bagian dan tidak masalah untuk duduk dan makan di sana," ujarnya, seperti dirilis Tempo.

Al-Harbi mengatakan ada banyak masalah ketika restoran dibagi. "Bagian keluarga biasanya ramai. Anda sering tidak dapat menemukan tempat duduk sementara bagian pria selalu kosong karena mereka tidak pergi ke restoran sebanyak perempuan," katanya.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah melonggarkan pembatasan lain dalam beberapa bulan terakhir, termasuk larangan mengemudi perempuan dan hiburan publik.

Pemisahan gender di restoran telah melonggar selama satu tahun terakhir, ketika restoran, kafe, pusat konferensi, dan ruang konser berhenti menegakkan aturan tersebut.

Ketika dihubungi Reuters, seorang juru bicara kementerian tidak menjelaskan apakah area tempat duduk terpisah di dalam restoran juga akan dihilangkan. 

Namun, dia mengatakan, aturan baru tidak wajib, artinya restoran masih bisa membuat pintu masuk terpisah jika pemilik memilih untuk melakukannya.

Tidak ada pengumuman perubahan pada perusahaan publik lainnya, seperti sekolah dan rumah sakit, yang tampaknya akan tetap terpisah untuk saat ini.

Tumbuhnya keterbukaan sosial di Arab Saudi telah disertai dengan tindakan keras terhadap kritik yang telah melihat penangkapan puluhan pemimpin agama, intelektual dan aktivis, termasuk perempuan yang telah berkampanye untuk beberapa kebebasan.

Kelonggaran aturan sosial Arab Saudi juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan reaksi keras dari kaum konservatif, meskipun sejauh ini hanya ada sedikit tentangan.(me/tempo)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda