Rabu, 12 November 2025
Beranda / Ekonomi / Kemenekraf Torehkan Capaian Signifikan: Investasi Ekraf Tembus Rp90 Triliun

Kemenekraf Torehkan Capaian Signifikan: Investasi Ekraf Tembus Rp90 Triliun

Rabu, 12 November 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya saat menerima kunjungan Dialeksis ke kantornya di Autograph Tower Lt. 33, Thamrin Nine. Foto: dok Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) di bawah kepemimpinan Teuku Riefky Harsya (TRH) mencatatkan kinerja impresif sepanjang semester pertama 2025. Total investasi sektor ekonomi kreatif menembus Rp90,12 triliun, atau setara 66 persen dari target nasional.

Tak hanya itu, nilai ekspor ekonomi kreatif juga tumbuh pesat hingga 49 persen dari target RPJMN 2025, dengan kontribusi utama dari subsektor fesyen, kriya, dan kuliner. Sementara itu, jumlah tenaga kerja kreatif mencapai 26,47 juta orang, melampaui target 2025 sebesar 104 persen.

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menegaskan, capaian tersebut bukan semata deretan angka, melainkan sinyal kuat atas kepercayaan investor terhadap masa depan ekonomi kreatif Indonesia.

“Dalam waktu yang relatif singkat, kita tidak hanya melampaui target nasional, tetapi juga membuktikan bahwa ekonomi kreatif kini menjadi lokomotif baru ekonomi nasional,” ujar TRH saat menerima kunjungan Dialeksis ke kantornya di Autograph Tower Lt. 33, Thamrin Nine.

“Keberhasilan ini menandai pergeseran fundamental arah ekonomi Indonesia dari ketergantungan pada sumber daya alam menuju ekonomi berbasis ide, inovasi, dan daya cipta manusia.”

TRH menambahkan, pendekatan yang diusung Kemenekraf berlandaskan pada prinsip “Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi Nasional, dimulai dari daerah”, sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Ekonomi Kreatif Nasional 2025 - 2045.

Berdasarkan data Kemenekraf dan BKPM, subsektor aplikasi dan pengembang gim menjadi penyumbang investasi terbesar dengan nilai Rp15,49 triliun, disusul fesyen Rp9,43 triliun dan kuliner Rp7,55 triliun.

Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat tercatat sebagai tiga daerah dengan investasi tertinggi, menunjukkan bahwa geliat ekonomi kreatif tidak lagi tersentral di ibu kota, tetapi telah menyebar ke berbagai wilayah.

Di sisi ekspor, capaian juga menembus rekor baru. Nilai ekspor ekonomi kreatif semester pertama 2025 mencapai USD 7,09 miliar, dengan tujuan utama Amerika Serikat, Swiss, dan Singapura tertinggi dalam lima tahun terakhir.

“Dominasi subsektor digital seperti gim dan aplikasi menunjukkan bahwa ekonomi kreatif telah memasuki fase industrialisasi talenta. Ini menegaskan bahwa daya saing bangsa di masa depan ditentukan oleh kreativitas anak muda kita,” tegas TRH.

Kemenekraf kini tengah memperkuat ekosistem ekonomi kreatif melalui model kolaborasi hexahelix yang menghubungkan pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, media, dan lembaga keuangan.

Program strategis Asta Ekraf mulai dari Dana Ekraf, Talenta Ekraf, Pasar Ekraf, hingga Ekraf Bijak difokuskan untuk memperluas akses pembiayaan, memperkuat kapabilitas pelaku kreatif, dan mendorong produk lokal ke pasar global.

“Kami membangun sistem yang memungkinkan ide kreatif tumbuh dari bawah, dikawal oleh kebijakan yang berpihak, dan didukung oleh investasi produktif. Itulah cara kita menyiapkan masa depan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” ujar TRH dengan optimisme.

Menariknya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan lebih dari 57 persen tenaga kerja kreatif berusia di bawah 42 tahun. Hal ini menegaskan bahwa sektor ekonomi kreatif menjadi magnet utama bagi generasi muda produktif.

“Kita sedang menyaksikan lahirnya kelas menengah kreatif baru generasi yang tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi menciptakannya,” ujar TRH.

“Ekonomi kreatif bukan sekadar pelengkap, melainkan pilar strategis menuju Indonesia Emas 2045.”

Dengan capaian investasi, ekspor, dan serapan tenaga kerja yang melampaui target, Kemenekraf di bawah komando Teuku Riefky Harsya berhasil menegaskan peran strategis ekonomi kreatif sebagai motor baru pertumbuhan nasional.

“Melalui penguatan talenta, digitalisasi, dan kolaborasi lintas sektor, ekonomi kreatif kini bukan hanya simbol inovasi melainkan arus utama pembangunan ekonomi Indonesia yang berbasis ide, budaya, dan keberlanjutan,” pungkas Teuku Riefky Harsya mantan anggota DPR RI.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI