DIALEKSIS.COM | Aceh - Hasil penelusuran jejak digital redaksi Dialeksis menunjukkan bahwa Polda Aceh menjadi salah satu institusi yang bergerak paling cepat dan masif dalam penanganan banjir dan longsor yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Aceh sejak pertengahan November 2025. Dari pengerahan personel dalam skala besar, dukungan logistik, pelayanan kesehatan darurat, hingga pengamanan distribusi bantuan, kepolisian Aceh hadir di hampir seluruh titik krisis.
Berdasarkan rilis resmi kepolisian dan laporan media yang terverifikasi, Polda Aceh mengerahkan 855 personel Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke berbagai daerah terdampak banjir dan longsor. Penguatan ini dilakukan setelah sebelumnya ribuan personel jajaran polres sudah siaga di lapangan sejak hari-hari pertama bencana.
Para personel tersebut ditempatkan di daerah yang mengalami kerusakan paling parah, mulai dari Aceh Tamiang, Aceh Timur, Bireuen, Pidie Jaya, Lhokseumawe, Aceh Utara, hingga wilayah tengah seperti Aceh Tengah. Mobilisasi ini bertujuan mempercepat evakuasi, membuka akses jalan, membantu distribusi bantuan, dan memastikan stabilitas keamanan.
Kapolda Aceh dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa pengerahan pasukan ini adalah misi kemanusiaan yang harus dipastikan bekerja efektif, terkoordinasi, dan berorientasi pada penyelamatan warga.
Temuan Dialeksis dari rangkaian dokumentasi lapangan menunjukkan keterlibatan intens personel Brimob dan polres setempat dalam evakuasi warga di wilayah terisolasi. Petugas mengoperasikan perahu karet, mengamankan jalur evakuasi yang kritis, serta ikut membantu proses pencarian korban.
Selain operasi penyelamatan, kepolisian juga melakukan pengamanan lokasi-lokasi rawan serta mengawal distribusi bantuan agar terhindar dari penumpukan, rebutan, ataupun potensi penyimpangan di lapangan. Langkah ini dinilai penting mengingat beberapa daerah terdampak sempat mengalami keterbatasan akses pangan dan BBM akibat terputusnya jalur transportasi.
Penelusuran redaksi memastikan bahwa Polda Aceh menerima dukungan logistik dari Mabes Polri berupa 2,5 ton ransum dan perlengkapan pendukung operasi bencana. Bantuan ini tiba melalui Bandara Sultan Iskandar Muda dan langsung diproses untuk didistribusikan ke titik-titik pengungsian melalui posko Polda dan polres jajaran.
Logistik tersebut meliputi makanan siap saji, perlengkapan SAR seperti rompi pelampung dan helm keselamatan, hingga peralatan operasional untuk petugas yang bekerja di lapangan.
Kabid Humas Polda Aceh dalam keterangannya menyebut bahwa seluruh bantuan yang masuk dicatat dalam sistem pendataan internal, termasuk manifest distribusi untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi.
Jejak digital yang dihimpun Dialeksis turut mencatat keterlibatan tim medis Polri dalam memberikan layanan kesehatan kepada warga terdampak. Tim medis ini memberikan pelayanan seperti pemeriksaan umum, pertolongan pertama, penanganan penyakit kulit, hingga layanan trauma healing bagi anak-anak dan lansia.
Data operasional Polri yang dirujuk berbagai media menunjukkan bahwa ribuan pasien telah mendapatkan layanan medis, baik melalui posko kesehatan maupun tim keliling di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ketiganya terdampak fenomena hidrometeorologi serupa.
Selain tenaga medis, Polri juga mengerahkan tim DVI dan psikolog untuk membantu penanganan korban dan pendampingan terhadap warga yang mengalami trauma berat.
Tracking redaksi menunjukkan bahwa Polda Aceh bekerja dalam pola koordinasi terintegrasi bersama Pemerintah Aceh, BPBD, TNI, Basarnas, dan unsur relawan. Koordinasi meliputi pembagian wilayah kerja, penentuan akses distribusi bantuan, hingga pendataan warga terdampak agar bantuan tepat sasaran.
Sejumlah rapat koordinasi juga terekam dalam rilis resmi dan dokumentasi visual di lapangan, mengindikasikan upaya kepolisian untuk memastikan respons cepat dan terukur dalam fase tanggap darurat.
Dari kompilasi rilis resmi kepolisian, liputan media nasional, serta catatan lapangan, Dialeksis merangkum beberapa temuan yang dapat dijadikan rujukan publik:
Dari keseluruhan penelusuran, redaksi Dialeksis menilai bahwa Polda Aceh memainkan peran penting dalam fase tanggap darurat bencana banjir dan longsor tahun 2025. Dengan pengerahan personel, bantuan logistik, dukungan medis, hingga pengamanan distribusi bantuan, kepolisian berada di garis depan membantu warga di masa krisis.
Untuk memastikan akuntabilitas publik, Dialeksis mendorong agar setiap data operasional baik manifest personel, logistik, maupun laporan medis dapat diakses secara terbuka agar publik dapat menilai efektivitas penanganan bencana secara objektif.