Senin, 12 Mei 2025
Beranda / Opini / Titik Terang Musda Golkar Aceh: Siapa Calon Ketua DPD ?

Titik Terang Musda Golkar Aceh: Siapa Calon Ketua DPD ?

Minggu, 11 Mei 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Aryos Nivada

DIALEKSIS.COM | Opini - Kepastian pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Aceh akhirnya menemukan titik terang. Ketua Steering Committee (SC) Musda XII Partai Golkar Aceh, Syukri Rahmat, menginformasikan bahwa Musda direncanakan digelar pada Juni 2025. Acara akbar ini akan dihadiri ribuan kader dari kabupaten/kota se - Aceh.

Pertanyaan besar pun muncul: siapa tokoh yang berpotensi terpilih sebagai Ketua DPD I Golkar Aceh? Partai berlambang pohon beringin merujuk pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagai pedoman seleksi calon ketua.

Nama-nama yang mencuat Sejumlah tokoh mulai muncul dalam bursa calon, antara lain Andi Harianto Sinulingga, Dr. Teuku Raja Keumangan, S.H., M.H., Lukman CM, Salim Fakhri, Ilham Pangestu, H. Mukhlis, S.T., hingga Bustami Hamzah.

Namun dinamika politik memperlihatkan kisah berbeda:

• Ilham Pangestu: Tanpa ambisi maju, Ilham memilih fokus di DPR.

• Lukman CM: Meski namanya sering masuk bursa, ia lebih dikenal sebagai pebisnis murni dan melihat Golkar sebagai ajang pengabdian. Sebelum TM Nurlif maju, DPP sempat meliriknya, namun ia memilih mendukung Nurlif.

• Salim Fakhri: Memiliki ikatan emosional kuat dengan Andi Harianto Sinulingga (satu kampung), yang menurunkan peluangnya maju.

• H. Mukhlis, S.T.: Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bireuen hingga Agustus 2025 dan baru terpilih sebagai Bupati. Ia menyatakan ingin fokus mengurus Bireuen.

• Bustami Hamzah: Peluangnya sangat tergantung kekuatan tim. Tanpa manuver tim yang signifikan, peluangnya meraih kursi ketua sulit terbuka lebar.

Kandidat unik dan potensial nama Andi Harianto Sinulingga akrab disapa Bang Ucok menjadi yang terakhir dibahas karena keunikannya. Menurut informasi terbaru, bukan Andi yang bergerak maju, melainkan kader Golkar Aceh yang menginginkan kehadirannya. Gelombang pembaruan dan perubahan di tubuh DPD I Golkar Aceh terasa seperti arus deras harapan dan keinginan kader.

Pertimbangannya, rekam jejak dan kapasitas Andi telah teruji dan mampu memimpin. Bahkan yang sangat berpengaruh ikatan emosional dengan Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia dimana Andi pernah menjadi mentor memberi nilai tambah, dan kesetiaan politik dimana saat kekalahan di Pilpres, Bahlil sempat meminta secara langsung bantuan Andi untuk bergabung dalam kepemimpinannya, bahkan membutuhkan pikiran dan tenaga untuk Golkar.

Faktor-faktor ini sulit diabaikan, kecuali ada dorongan kuat dari pihak lain untuk menahan Andi maju demi mendukung kandidat tertentu. Namun, bila gelombang dukungan kader terus meningkat, Bahlil dapat mempertimbangkan aspirasi daerah demi masa depan Golkar Aceh.

Inti keputusan ada di tangan Ketum Golkar, siapa yang akan mendapat mandat memimpin Golkar Aceh dan membawa perubahan. Siapapun ketua terpilih, Musda XII diharapkan melahirkan: blueprint strategis yang menjawab tantangan saat ini dan ke depan, program ekonomi dan UMKM nanti sebagai partai tertua Golkar perlu mendorong pengembangan UMKM Aceh dengan menjalin sinergi multistakeholder, menciptakan inkubasi wirausaha, dan membuka akses modal serta pasar.

Hal penting lainnya memperjuangkan sekaligus advokasi kebijakan pusat terkait alokasi ketersedian dana Otsus yang habis di tahun 2027. Tak sampai itu saja, ketua Golkar kedepan harus mendukung revisi qanun strategis untuk meningkatkan PAD dan kesejahteraan masyarakat. Tantang terakhir yakni upaya Golkar menaikkan elektabilitas Golkar hingga 15 - 30% pada Pemilu legislatif 2029.

Dukungan DPP, khususnya dari Bahlil Lahadalia, akan menentukan akses alokasi program pusat. Dekatnya hubungan Andi Sinulingga dengan Ketum menjadikannya kandidat potensial untuk mendorong pelaksanaan program unggulan bagi Aceh.

Musda XII Partai Golkar Aceh pada Juni 2025 bukan sekadar ajang pemilihan ketua, melainkan momentum pembaruan dan konsolidasi program strategis. Sosok pemimpin baru harus mampu merajut sinergi, memajukan ekonomi lokal, serta memperjuangkan kepentingan khusus Aceh demi masa depan yang lebih gemilang.

Penulis: Aryos Nivada, Pendiri Jaringan Survei Insiatif sekaligus Lingkar Sindikasi

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes
hardiknas