Minggu, 25 Mei 2025
Beranda / Berita / Aceh / 100 Hari Kerja Walikota Banda Aceh: Harapan Baru yang Perlu Terus Dijaga

100 Hari Kerja Walikota Banda Aceh: Harapan Baru yang Perlu Terus Dijaga

Sabtu, 24 Mei 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Banda Aceh (IKAMBA), M Geubry Al Fattah Budian. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Seratus hari masa kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh menjadi momentum awal yang menumbuhkan optimisme baru di kalangan masyarakat. Sejumlah inisiatif dinilai mulai menunjukkan geliat perubahan, terutama dalam penataan kota dan perbaikan layanan publik.

Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Banda Aceh (IKAMBA), M Geubry Al Fattah Budian, menyampaikan pandangan kritisnya terkait capaian tersebut. Menurutnya, meski langkah awal menunjukkan arah yang positif, semangat membangun harus terus dijaga dan diperkuat.

"Kota ini seakan mulai pulih dari stagnasi dan kembali menjadi harapan baru bagi warganya. Namun, harapan adalah sesuatu yang rapuh jika tidak dijaga bersama," ujar Geubry dalam pernyataan resmi yang diterima dialeksis.com, Sabtu (24/5/2025).

Geubry menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam memastikan kesinambungan pembangunan. Ia menyampaikan apresiasi terhadap komitmen pemerintah kota yang dinilai mulai membuka diri terhadap transparansi dan partisipasi publik.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang belum tersentuh secara menyeluruh. Salah satu isu krusial menurut IKAMBA adalah persoalan pengangguran di kalangan pemuda, khususnya lulusan perguruan tinggi.

"Ini bukan hanya persoalan angka statistik -- ini adalah persoalan harapan yang tertunda, mimpi yang tertahan, dan potensi besar yang belum terpakai," ucapnya.

Ia mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh untuk lebih progresif dalam menciptakan peluang kerja baru, antara lain mendorong investasi lokal, membina UMKM berbasis digital, memperkuat sektor ekonomi kreatif, serta menciptakan inkubator usaha yang melibatkan mahasiswa dan pemuda

"Kami mahasiswa tidak boleh terus berada di pinggiran kebijakan. Kami harus dilibatkan, bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai pelaku perubahan," kata Geubry.

Mengakhiri pernyataannya, Geubry menegaskan kesiapan IKAMBA untuk menjadi mitra kritis yang konstruktif dalam proses pembangunan Banda Aceh ke depan.

"100 hari adalah awal, bukan akhir. Banda Aceh tidak akan maju hanya karena pemimpinnya hebat, tapi karena semua warganya memilih untuk tidak tinggal diam," pungkasnya. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
hardiknas