Beranda / Berita / Aceh / Globalport Singapura Pesimis Tindaklanjut MoU Dengan BPKS Sabang Terealisasi

Globalport Singapura Pesimis Tindaklanjut MoU Dengan BPKS Sabang Terealisasi

Rabu, 05 Februari 2020 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Im Dalisah

Direktur Eksekutif Globalports Singapura, Henry Teh Kok Kheng (sebelah kanan Muzakkir Manaf) saat melakukan pertemuan dengan Pemerintah Aceh dalam rangka menawarkan investasi pengembangan kawasan Sabang di ruang rapat Wakil Gubernur Aceh, Selasa (19/7/2016). Foto: Acehprov.go.id





DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Globalport, Henry Teh Kok Kheng, merasa pesimis dengan tindaklanjut kerjasama yang telah disepakati sebelumnya bersama BPKS Sabang. Ia menyebutkan intensitas pertemuan dan komunikasi dengan BPKS Sabang telah lama tidak terjadi, walaupun manajemen BPKS Sabang terus berubah.

"Thank you for your action and kind initiative. We appreciate it. We see this positive for us as we have been rather isolated from having meetings and communicationwith BPKS for a long while now while there are many leadership and management changes in BPKS in between (Terimakasih atas tindakan dan inisiatif mu. Kami menghargai itu. Kami melihat ini positif bagi kami setelah kami agak terisolasi dari pertemuan dan komunikasi dengan BPKS sejak lama sementara saat ini ada banyak perubahan kepemimpinan dan manajemen di BPKS di antaranya-red)," ujar Henry Teh Kok Kheng saat diminta tanggapannya mengenai tindaklanjut kerjasama dengan BPKS Sabang terkait pengembangan kawasan pelabuhan Sabang yang telah disepakati tahun 2017 lalu. 

Konfirmasi secara tertulis ini diterima Dialeksis.com, pada Kamis, (30/1/2020).

Lebih lanjut Henry mengatakan pihaknya sebenarnya telah menyerah untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut, meskipun, sambung dia, beberapa pihak di Aceh terus mendorong Globalport agar bersabar dan menindaklanjuti proses kerjasama itu.

"We were told that there may be some individual party's motive behind this that we are not sure of why while the people attending to the works from BPKS may also not understand or liase internally even when things are always communicated in writing and verbally to BPKS by us and our team consistently (Kami diberitahu bahwa mungkin ada motif beberapa pihak di balik ini sehingga kami tidak yakin mengapa sementara orang-orang akan mendapatkan pekerjaan, dari BPKS mungkin tidak memahami atau menyadari secara internal bahkan ketika berbagai hal selalu dikomunikasikan secara tertulis dan secara lisan oleh kami dan tim kami secara konsisten kepada BPKS-red)," sebut Henry.

Pun demikian, lanjut dia, Globalport berusaha merealisasikan kesepakatan yang telah dibangun sebelumnya. Henry mengatakan dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Plt Gubernur Aceh dan BPKS Sabang untuk membahas kerjasama yang telah disepakati berikut implementasinya. Dia berharap, dalam pertemuan itu dapat dihadiri oleh awak media sehingga dapat menjelaskan secara transparan terhadap proses yang terjadi.

"It does not matter anymore if we continue or not with the workings with BPKS while we want to attend to this properly. All of our workings/approaches to us including our role are done and clarified properly from the start, professionally, transparently and openly (including development and investment challenges and our approaches) with BPKS as the works in Sabang is not feasible and are tremendously dilfficult to deliver from the onset (Tidak masalah lagi jika kami melanjutkan atau tidak kerjasama dengan BPKS sementara kami ingin mengikuti dengan benar. Semua pekerjaan /pendekatan kami kepada kita termasuk peran kami dilakukan dan diklarifikasi dengan baik sejak awal, secara profesional, transparan dan terbuka, (termasuk tantangan pengembangan dan investasi serta pendekatan kami) dengan BPKS karena pekerjaan di Sabang tidak layak dan sangat sulit-red)," ucap dia.

Henry mengaku masih berkomitmen untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Sabang dan siap untuk terlibat. Dia juga mengatakan telah banyak mencurahkan waktu dan uang untuk proses investasi di Aceh.

"Unfortunately, even when we agreed to provide for a schedule to meet in Singapore this recent Dec '19, there were sudden and last minute changes made to the schedule which we do not know why that disrupted the meeting (Sayangnya, bahkan ketika kami sepakat untuk menyediakan jadwal untuk bertemu di Singapura pada 19 Desember baru-baru ini, ada perubahan mendadak dan menit terakhir pada jadwal yang kami tidak tahu mengapa hal itu terjadi-red)," imbuh Henry.

Sebelum menutup percakapan, ia berharap ada penegasan dari BPKS Sabang tentang tindak lanjut kesepakatan kerjasama ini. Bagi Globalport, sebut Henry, tidak mempermasalahkan jika perusahaannya dianggap tidak layak. Menurutnya, pasca MoU dilakukan di Singapura beberapa tahun lalu, tidak ada aksi apapun yang dilakukan pihaknya.

"If either party cannot agree or have faith or have confident with one another, do not continue further even with the tender project (as BPKS is the party that shortlisted the tender winner). If we are no good, do not pick us. We could not move forward anyway after the MOU was signed in Singapore since many years ago. Many of our people have given up on the project anyway which was also shared (Jika salah satu pihak tidak dapat menyetujui atau atau memiliki kepercayaan satu sama lain, jangan melanjutkan lebih lanjut termasuk dengan proyek tender (karena BPKS adalah pihak yang terpilih sebagai pemenang tender). Jika kami tidak baik, jangan memilih kami. Kami tidak bisa bergerak maju setelah MOU ditandatangani di Singapura sejak bertahun-tahun yang lalu. Banyak dari karyawan kami yang menyerah pada proyek yang juga dibagikan-red)," kata Henry.

Pada akhir keterangannya, bos perusahaan asal Singapura ini mengatakan jika tidak mendapatkan tanggapan dari Plt Gubernur Aceh terhadap proses kerjasama itu, pihaknya akan mempertimbangkan untuk melakukan klarifikasi kepada media.

"If we cannot get the respond from the Governor of Aceh after our letter to the Governor is translated to Bahasa Indonesia that is to be sent out soon, we may then consider to clarify via the Press (as that should be our last step as we do not wish to embarrass anyone publicly) as we see that to be more proper and mature a step for us to do (Jika kita tidak bisa mendapatkan tanggapan dari Gubernur Aceh setelah surat kami kepada Gubernur diterjemahkan ke Bahasa Indonesia yang akan segera dikirim, kami kemudian dapat mempertimbangkan untuk mengklarifikasi melalui Pers (karena itu harus menjadi langkah terakhir kami seperti yang kami lakukan dengan tidak ingin mempermalukan siapa pun di depan umum) karena kita melihat bahwa menjadi lebih tepat dan matang merupakan langkah yang harus kita lakukan-red)," tutup Direktur Globalport Henry Teh Kok Kheng. (Im)





Keyword:


Editor :
Im Dalisah

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda