Beranda / Berita / Aceh / Banda Aceh dan Sabang Zona Merah

Banda Aceh dan Sabang Zona Merah

Kamis, 12 Agustus 2021 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Zona merah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Aceh kini “pindah” ke Banda Aceh dan Sabang. Sepekan sebelumnya, zona risiko tinggi penularan virus corona itu menyelimuti Aceh Tengah dan Aceh Singkil. Sementara, kasus harian Covid-19 catat angka tertinggi, mencapai 385 orang. Pasien yang sembuh 151 orang, dan lima meninggal dunia.

“Pergeseran Peta Zonasi Risiko di Aceh berdasarkan analisis data Pandemi Covid-19 sepekan terakhir oleh Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Nasional,” jelas Saifullah Abdulgani kepada awak media di Banda Aceh, Rabu (11/8/2021).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh yang akrab disapa SAG itu menjelaskan, Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Nasional menganalisis data mingguan kondisi epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan kondisi pelayanan kesehatan, setiap kabupaten/kota dan hasilnya dirilis setiap awal minggu berikutnya.

Hasil analisis data terakhir (periode 2 “ 8 Agustus 2021 dan dirilis Rabu (12/8/2021) dini hari, Peta Zonasi Risiko (PZR) Kota Banda Aceh dan Kota Sabang berubah dari zona oranye sepekan lalu menjadi zona merah. Sebaliknya, Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Singkil yang pada minggu lalu zona merah kini menjadi zona oranye, urainya.

Selain perubahan PZR empat daerah tersebut, lanjut SAG, zona warna Kota Subulussalam juga terkoreksi dari oranye sepekan lalu menjadi zona kuning minggu terakhir. Sedangkan 18 daerah lainnya di Aceh bertahan sebagai zona oranye atau zona kuning, jelasnya.

Selanjutnya ia mengatakan, berdasarkan analisis PZR terbaru tersebut, zona merah di Aceh meliputi Kota Banda Aceh dan Kota Sabang. Kabupaten/kota oranye meliputi Aceh Tamiang, Langsa,  Aceh Utara, Lhokseumawe, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Pidie, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Simeulue, dan Aceh Singkil.

Sedangkan Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, dan Subulussalam, merupakan zona kuning di Aceh. Zona kuning merupakan zona risiko rendah peningkatan kasus Covid-19. Zona oranye zona risiko sedang dan zona merah merupakan tinggi penularan virus corona, tambahnya. 

Selanjutnya ia mengatakan, belum ada zona hijau atau zona aman dari transmisi virus corona di Aceh. Karena itu, potensi penularan virus corona dan peningkatan Covid-19 di Aceh masih berpeluang terjadi di semua kabupaten/kota dengan tingkat risiko yang berbeda-beda sesuai Peta Zonasi Risikonya masing-masing. 

Akan tetapi, tambahnya, sekecil apa risikonya, misalnya di zona kuning, lebih bijak tidak menantangnya. Menghindari risiko tertular virus corona dalam masa Pandemi Covid-19 saat ini merupakan keniscayaan. Pakailah masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas yang tidak perlu, seperti berpergian ke zona oranye dan zona merah, kata SAG.

“Masyarakat di zona oranye dan merah, selain menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, sepatutnya menghindari berpergian ke zona kuning. Pandemi Covid-19 bisa cepat berakhir jika saling menahan diri dan menjaga antarsesama,” ujarnya.

Kasus kumulatif

Selanjutnya ia melaporkan kasus akumulatif kasus Covid-19 Aceh telah mencapai 26.128 orang, hingga 11 Agustus 2021. Pasien Covid-19 yang sedang dirawat sebanyak 6.432 orang. Para penyintas Covid-19, (yang sudah sembuh) sebanyak  18.595 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.101 orang.

Data kasus kumulatif tersebut sudah termasuk kasus positif baru harian yang bertambah lagi hari ini mencapai 385 orang. Pasien yang sembuh bertambah 151 orang, dan penderita Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi lima orang.

Penderita baru 385 orang, meliputi warga Banda Aceh 119 orang, Aceh Besar 58 orang, Pidie 42 orang, Aceh Tengah 26 orang, warga Aceh Tamiang dan Sabang, sama-sama 20 orang. Kemudian warga Bener Meriah 18 orang, Lhokseumawe 11 orang, warga Langsa dan Aceh Utara masing-masing 10 orang.

Selanjutnya warga Nagan Raya dan Aceh Selatan sama-sama sembilan orang. Sementara warga Aceh Timur, Bireuen, dan warga Simeulue, masing-masing enam orang. Berikutnya warga Pidie Jaya lima orang, Subulussalam empat orang, warga Aceh Tenggara dan Aceh Jaya sama-sama dua orang. Dua lagi warga Gayo Lues dan Aceh Barat.

Sementara itu, pasien yang sembuh sebanyak 151 orang, meliputi warga Aceh Timur 35 orang, Aceh Besar 34 orang, Aceh Singkil 29 orang, Banda Aceh 24 orang, Bireuen 13 orang, dan warga Pidie 10 orang. Sementara warga Pidie Jaya dan Sabang sama-sama tiga orang.

“Penderita Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lima orang lagi di Aceh,” katanya.

Lima anggota masyarakat Aceh yang meninggal dunia tersebut, meliputi warga Aceh Besar sebanyak empat orang, dan satu lagi warga Kota Subulussalam, tambah SAG.

Lebih lanjut ia memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 873 orang, meliputi 746 orang selesai isolasi, 51 orang isolasi di rumah sakit, dan 76 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni pasien yang secara klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19 dan dalam proses pemeriksaan swab-nya.

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.830 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.653 orang, sedang isolasi di rumah 153 orang, dan 24 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda