Beranda / Berita / Aceh / Berantas Wabah Lalat Hijau di Pasar Al-Mahirah, Dinkes Banda Aceh Lakukan Pemeriksaan

Berantas Wabah Lalat Hijau di Pasar Al-Mahirah, Dinkes Banda Aceh Lakukan Pemeriksaan

Jum`at, 04 Juni 2021 22:55 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Hakim

Dinas Kesehatan Banda Aceh[Dok. Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Kesehatan (Dinkes), kota Banda Aceh mengutus Tim gabungan untuk lakukan pemeriksaan mulai dari pasar Al-Mahirah hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, guna meneliti hama lalat hijau yang mencemari daging-daging milik pedagang pasar Al-Mahirah di Jl. Syiah Kuala, Lambaro Skep, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, hari Jumat (4/6).

Dari hasil pemeriksaan Ahli Pencegahan Penyakit vektor dan serangga dan juga selaku Kepala Bidang P2P Dinkes Banda Aceh Desvita, SKM, M. Kes menjelaskan penyebab hama lalat hijau yang ada di pasar tersebut dihasilkan dari genangan air disekitar pasar itu bukan dari hasil TPA gampong Jawa karena jarak TPA dari Pasar terbilang jauh.

“kondisi Pasar Al-Mahirah juga sedang tahap perluasan dan perbaikan, itu juga menjadi faktor, dimana hama lalat hijau masih ada sampai saat ini, karena penataan pasar juga belum sempurna.” Tutur Desvita.

Atas perihal tersebut,bedasarkan arahan Walikota Banda Aceh Aminullah Usman. Kepala Dinkes Banda Aceh Lukman, SKM., M.Kes melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Banda Aceh Saifuddin Malik SKM, S.Sos menyampaikan pihaknya saat ini, akan melakukan fogging untuk membasmi hama lalat hijau ini.

“untuk saat ini kami akan melakukan fogging, namun setelah kondisi pasar sudah sempurna, kami akan melakukan edukasi terhadap pembeli dan pedagang untuk mencegah potensi hama lalat hijau ini kembali.” kata Kabid Saifuddin.

Dinkes Banda Aceh akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah hama lalat hijau kembali dan juga guna meningkatkan kualitas kesehatan pasar di kota Banda Aceh.

Sebelumnya para pedagang daging sapi dan ayam mengatakan banyak lalat hijau menghinggapi daging dan ayam milik pedagang, mereka menduga lalat itu berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Kuta Raja, Banda Aceh,menjadikan kesan tak sehat bagi pembeli.

“kami saat berjualan di pasar peunayong tidak pernah dihinggapi lalat hijau sebanyak ini, apalagi ini terbilang belum sampai sebulan semenjak kami pindahkan kemari, kami di pasar ayam merasa terganggu, lalat ini sangat cepat bertelur padahal ayam baru kami diamkan selama 3 jam, jika ayam tidak laku terjual maka ayam itu akan mengeluarkan larva akibat penetasan lalat itu. ” Kata faisal kepada Dialeksis.com, hari Kamis (3/6/2021).


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda