Beranda / Berita / Aceh / Ciptakan Udara Bersih, UTU Bikin Aturan Kurangi Kendaraan Masuk Kampus

Ciptakan Udara Bersih, UTU Bikin Aturan Kurangi Kendaraan Masuk Kampus

Selasa, 03 Oktober 2023 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

Rektor Universitas Teuku Umar, Dr Ishak Hasan. [Foto: Humas UTU]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh mengambil langkah proaktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah kampus. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya Universitas Teuku Umar untuk menciptakan suasana kampus yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi polusi.

Rektor UTU Dr Ishak Hasan menyampaikan kebanggaan atas prestasi universitasnya. Menurutnya, UTU saat ini masuk dalam peringkat 22 besar universitas terhijau di Indonesia menurut penilaian UI Green Metric. Ini menunjukkan komitmen UTU dalam menjaga lingkungan sekitar dan berkontribusi pada pelestarian alam.

"Kami sangat bangga dengan pencapaian ini, tetapi kami tahu bahwa masih banyak yang harus dilakukan. Mengurangi jumlah kendaraan di kampus adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Kami berharap langkah-langkah proaktif seperti ini dapat menginspirasi mahasiswa dan masyarakat untuk berperilaku ramah lingkungan," kata Rektor Ishak Hasan kepada Dialeksis.com, Selasa (3/10/2023).

Menurut Dr Ishak Hasan, langkah menuju kampus yang lebih hijau seperti ini bukan hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar dan kerja yang sehat bagi semua anggota kampus. 

“UTU berkomitmen untuk terus berinovasi dalam praktik ramah lingkungan dan mendukung inisiatif-inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup,” katanya.

Kampus UTU kini menerapkan aturan bagi para mahasiswa, dosen dan juga pimpinan agar berboncengan, tidak menggunakan banyak kendaraan masuk ke lingkungan kampus.

Aturan ini, kata Ishak Hasan, masih tahap sosialisasi, bagi yang melanggar tidak akan diberikan sanksi tindakan terlebih dahulu, tetapi hanya akan diberikan teguran terlebih dahulu. 

“Mulai hari ini sudah berjalan, ini masih tahap sosialisasi, semoga ini berhasil, manfaatnya juga untuk kita semua, lingkungan lebih sehat,” katanya.

Meskipun ada kebijakan wajib berboncengan bagi pengendara yang masuk ke kampus, bukan berarti kampus membenarkan pria dan wanita yang bukan muhrim untuk berboncengan berdua karena itu melanggar syariat Islam. Sebab, Aceh adalah provinsi yang diproteksi oleh syariat Islam dan kebijakan yang ada tentu harus sesuai.

Dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan, Dr Ishak mengajak semua pihak mulai dari aparatur desa, kecamatan, hingga kabupaten, serta perusahaan tambang di wilayah tersebut, untuk bersatu dan bekerja sama. 

Dengan harapan menciptakan lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan, yang tidak hanya memberi manfaat bagi generasi saat ini, tetapi juga untuk masa depan.

"Kita tidak bisa mencapai tujuan ini sendirian. Diperlukan kerja sama dan kesadaran bersama dari semua pihak untuk menjaga lingkungan sekitar kita. Aparatur desa, kecamatan, dan kabupaten memiliki peran yang sangat penting, begitu pula dengan perusahaan tambang yang ada di wilayah ini. Mari kita bersama-sama mengambil tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan," ujar Dr Ishak Hasan.

Kerja sama antarpihak ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi, termasuk penanganan limbah, pelestarian sumber daya alam, dan pengelolaan polusi. 

“Dengan bersama-sama berkomitmen, mereka dapat menciptakan inovasi-inovasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi komunitas dan lingkungan sekitar,” pungkasnya. [ZUL]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda