DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Cuaca ekstrem kembali mengganggu aktivitas penerbangan di Aceh. Sebuah pesawat komersial milik maskapai Super Air Jet yang terbang dari Jakarta gagal mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, pada Selasa siang (15/7/2025). Akibat kondisi tersebut, pesawat terpaksa dialihkan ke Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.
Berdasarkan pemantauan melalui aplikasi pelacak penerbangan Flightradar24, pesawat dengan nomor penerbangan dari Jakarta itu dijadwalkan tiba di Aceh pada pukul 13.25 WIB. Namun, sesaat sebelum mendarat, pesawat terlihat beberapa kali berputar di langit kawasan Sabang dan pesisir utara Aceh, menunggu kondisi cuaca membaik.
Upaya pendaratan sempat dilakukan pilot, namun jarak pandang yang terbatas membuat manuver tersebut urung dilanjutkan. Dalam hitungan menit, keputusan diambil untuk mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu.
“Pesawat Super Air Jet gagal mendarat karena cuaca buruk. Maka dialihkan ke Kualanamu (KNO),” kata General Manager Angkasa Pura Bandara SIM, Setiyo Pramono, saat dikonfirmasi wartawan.
Tak hanya Super Air Jet, pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta yang dijadwalkan tiba pada pukul 14.50 WIB juga mengalami kendala serupa. Pesawat tersebut sempat berputar-putar di atas udara Aceh selama beberapa menit sebelum akhirnya berhasil mendarat pada pukul 15.13 WIB, setelah kondisi dinyatakan sedikit lebih stabil.
Situasi ini sempat menjadi perhatian publik, terutama warga yang menanti kedatangan penumpang di area bandara maupun yang memantau melalui aplikasi pelacak penerbangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui petugas prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda, Fitriana Nur, mengungkapkan bahwa cuaca di sekitar bandara pada saat kejadian memang tergolong tidak bersahabat.
“Sekitar pukul 14.00 WIB, saat pesawat hendak mendarat, kondisi di Bandara SIM mengalami hujan dengan intensitas sedang. Jarak pandang berkisar 1 hingga 3 kilometer, disertai angin kencang berkecepatan 24 knots atau sekitar 44 kilometer per jam,” terang Fitriana.
Ia juga menambahkan bahwa prakiraan cuaca menunjukkan hujan berpotensi terjadi selama beberapa jam ke depan. Meski intensitasnya akan cenderung melemah, namun kemungkinan terjadi hujan ringan hingga sedang tetap tinggi, terutama di wilayah Aceh Besar.
“Cuaca masih berpotensi hujan ringan hingga sedang untuk tiga hari ke depan. Bisa juga disertai kilat atau petir serta angin kencang,” jelasnya.
BMKG mengimbau kepada seluruh pihak maskapai dan penumpang agar terus memperhatikan perkembangan informasi cuaca dari otoritas terkait sebelum melakukan penerbangan dari dan menuju wilayah Aceh. Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam fase pendaratan yang membutuhkan visibilitas tinggi.
Sementara itu, pihak Angkasa Pura menyatakan siap memberikan layanan alternatif dan dukungan informasi kepada penumpang yang terdampak perubahan rute maupun keterlambatan penerbangan.