Selasa, 07 Oktober 2025
Beranda / Berita / Aceh / Dari Nilam ke Dunia: Illiza Dorong Banda Aceh Bangun Industri Parfum Halal

Dari Nilam ke Dunia: Illiza Dorong Banda Aceh Bangun Industri Parfum Halal

Selasa, 07 Oktober 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menjadi keynote Speaker dalam Semiloka Banda Aceh Kota Parfum yang digelar di Universitas Syiah Kuala (USK), Sabtu (6/9/2025). [Foto: Prokopim BNA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyerukan pentingnya dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai Kota Parfum (Parhum) sebuah gagasan besar yang bukan hanya mengangkat potensi lokal, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif dan industri halal berskala internasional.

Menurut Illiza, visi Banda Aceh sebagai Kota Parfum lahir dari kekayaan tradisi, kearifan lokal, serta potensi sumber daya alam Aceh yang melimpah, khususnya minyak nilam (patchouli oil) yang selama ini dikenal sebagai bahan dasar utama industri parfum dunia.

“Aceh memiliki warisan aroma yang khas dan mendunia. Kita punya nilam, gaharu, cendana, dan berbagai bahan alami lain yang bernilai tinggi. Sudah saatnya potensi itu tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi diolah menjadi produk berkelas global dengan merek ‘Banda Aceh’,” ujar Illiza kepada Dialeksis saat di hubungi, Selasa (7/10/2025).

Illiza menegaskan bahwa gagasan “Kota Parfum Banda Aceh” bukan sekadar branding kota, melainkan sebuah gerakan ekonomi terpadu yang melibatkan dunia akademik, pelaku UMKM, pesantren/dayah, investor, dan pemerintah pusat.

“Kita ingin membangun ekosistem industri parfum halal yang berbasis riset, inovasi, dan kearifan lokal. Banda Aceh bisa menjadi pusat pelatihan, riset, sekaligus produksi parfum alami yang menembus pasar Timur Tengah dan Asia Tenggara,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemerintah kota telah menyiapkan beberapa langkah strategis, mulai dari penguatan kapasitas pelaku usaha mikro, pengembangan laboratorium pengolahan minyak atsiri, hingga kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga sertifikasi halal.

Illiza juga mengajak semua pihak mulai dari pemerintah provinsi, dunia usaha, perbankan, hingga generasi muda kreatif untuk bersinergi dalam mewujudkan Banda Aceh sebagai “Kota Parfum Dunia dari Serambi Makkah.”

“Saya ingin mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk menjadi bagian dari gerakan ini. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Gagasan ini bukan hanya milik Pemko, tapi milik kita semua. Jika kita bersatu, Banda Aceh akan menjadi kota yang harum, baik secara ekonomi maupun spiritual,” katanya.

Menurutnya, dengan dukungan penuh semua pihak, Banda Aceh dapat menciptakan rantai nilai industri parfum halal, mulai dari petani nilam di pedesaan hingga industri kreatif di perkotaan. “Setiap tetes aroma yang lahir dari bumi Aceh akan membawa berkah dan kesejahteraan bagi rakyatnya,” ujarnya dengan penuh semangat.

Lebih jauh, Illiza menilai, pengembangan industri parfum di Banda Aceh merupakan momentum baru bagi kebangkitan ekonomi kreatif daerah. Dalam era pasca-pandemi, industri berbasis kearifan lokal dan produk halal menjadi peluang strategis untuk menumbuhkan lapangan kerja, terutama bagi generasi muda.

“Bayangkan jika anak-anak muda kita mampu menciptakan merek parfum sendiri, dengan aroma khas Aceh, lalu menembus pasar nasional dan internasional. Ini bukan mimpi, ini visi yang bisa kita wujudkan bersama,” tegasnya.

Illiza meyakini bahwa cita-cita menjadikan Banda Aceh sebagai Kota Parfum Dunia bukan hanya simbol ekonomi baru, tetapi juga bentuk aktualisasi nilai-nilai Islam, keindahan, dan kebersihan yang telah lama menjadi identitas masyarakat Aceh.

“Banda Aceh harus menjadi kota yang tidak hanya indah dipandang, tapi juga harum dirasakan. Dengan kerja sama semua pihak, insya Allah, Banda Aceh akan dikenal dunia bukan hanya sebagai Serambi Makkah, tetapi juga sebagai Kota Parfum Dunia yang memadukan spiritualitas dan kemakmuran,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI