Rabu, 17 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / Data Kerusakan di Aceh Tengah Medio Desember 2025

Data Kerusakan di Aceh Tengah Medio Desember 2025

Selasa, 16 Desember 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

Kebun kopi yang berubah bentuk akibat sapuan banjir bandang. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Takengon - Aceh Tengah masuk dalam daerah terparah musibah banjir bandang yang melanda Aceh. Kawasan terparah itu; Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tengah dan beberapa daerah lainnya di 18 kabupaten/kota.

Untuk Aceh Tengah data yang berhasil Dialeksis.com rangkum, Selasa (16/12/2025) tingkat kerusakan itu menyeluruh di setiap kecamatan. Ada 4.133 rumah yang hancur, mendekati ratusan ribu hektar perkebunan penduduk yang luluh lantak.

24 orang meninggal dunia, 4 lainnya dinyatakan hilang tertimbun sapuan banjir. Hingga kini masih ada 80 kampung yang terisolir. 6 mengalami luka berat dan 52 luka ringan. 234 ribu jiwa warga Aceh Tengah terkena dampak musibah 25 November lalu.

Menurut kepala BPBD Aceh Tengah Andalika, menjawab Dialeksis.com, data itu akan mengalami perubahan, khususnya tentang jumlah fasilitas yang hancur, baik itu perkebunan masyarakat, rumah, dan sarana lainya.

Seperti kampung yang masih terisolir, semua pihak saat ini sedang berjuang membebaskanya dari keterisoliran. Tentunya datanya terus mengalami perubahan, dari hari ke hari kampung terisolir itu semakin berkurang, jelasnya.

Data yang masuk sementara nantinya akan diverifikasi ulang untuk memastikan data yang kongkrit, data ini belum final, setiap harinya ada perubahan, jelasnya.

Hingga Selasa (16/12/2025), data terahir dari BPBD Aceh Tengah, jalan kabupaten yang rusak mencapai 83 unit. Jembatan yang terputus mencapai 56 unit. Irigasi mencapai 317.980 M1.

Jalan lingkungan mencapai 78.495 meter, perkebunan masyarakat mencapai 12.713,83 hektar (data ini menurut perkiraan Dialeksis.com mencapai  puluhan ribu hektar, termasuk yang terdampak). Rumah ibadah, masjid dan meunasah mencapai 78 unit.

Jumlah pengungsi pada titik pengungsian 37.428 jiwa tersebar di 84 titik pengungsian. Ada lima ruas jalan nasional yang terputus menuju kabupaten Aceh Tengah. Ada 81 ruas jalan kabupaten yang terputus. 7 jalan provinsi juga terputus. Ada 255 tiang listrik roboh.

Sementara itu, menurut Andalika, Pemerintah daerah dan berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan musibah ini, para relawan senantiasa terus membantu para korban musibah, terutama yang berada di kawasan terisolir.

Pemerintah juga berjuang membuka ruas jalan yang terisolir, minimal dapat dilalui kendaraan roda dua. Pihaknya dan relawan juga sudah menyalurkan sembako dan kebutuhan mendesak, bukan hanya kepada para pengungsi, namun juga mereka yang terdampak musibah.

“Setiap harinya semuanya bergerak, walau mereka yang bergerak ini tertimpa musibah dan terkena dampaknya, namun tetap memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, agar terbebas dari situasi darurat ini,” jelas Andalika.

Situasi Perkampungan Sintep, Kelitu, pinggiran Danau Lut Tawar yang masih rawan longsor susulan. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]

Kondisi Aceh Tengah yang mendung, sesekali disiram hujan, membuat kawasan yang rawan longsor, berpeluang kembali diterjang banjir bandang. Air yang turun kembali membawa lumpur dan material, cukup banyak titik yang berpeluang kembali dilanda banjir bandang.

Guratan gunung yang menguning bekas terjangan banjir bandang, tumpukan tanahnya yang labil, sangat mudah dilarikan longsor. Masyarakat harus ekstra hati-hati, peluang longsor susulan berpeluang terjadi. [bg]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI