Beranda / Berita / Aceh / Dugaan Pencemaran Nama Baik PDI-P, Muslahuddin Sebut Pelaku Masih Bisa Dimaafkan dengan Syarat Ini

Dugaan Pencemaran Nama Baik PDI-P, Muslahuddin Sebut Pelaku Masih Bisa Dimaafkan dengan Syarat Ini

Sabtu, 25 Juni 2022 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : akhyar

Ketua PDI-P Aceh Muslahuddin Daud. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di saat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Aceh sedang berbenah menghadapi perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh yang diselenggarakan serentak di tahun 2024, muncul justifikasi yang menyerang PDI-P.

Peristiwa ini dikabarkan sudah dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Aceh oleh Ketua DPD Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Aceh Nazaruddin. Polda Aceh kabarnya juga akan memanggil DM (45) yang merupakan warga Kota Banda Aceh untuk diperiksa sebagai saksi terlapor terkait dugaan pencemaran nama baik PDI-P.

Merespons peristiwa tersebut, Ketua PDI-P Aceh Muslahuddin Daud membantah mentah-mentah apa yang dituding DM tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Ia sangat mengecam justifikasi-justifikasi liar tanpa ada klarifikasi ke pihak PDI-P.

“Faktanya sangat berlawanan dengan apa yang dikatakan,” ujar Muslahuddin Daud kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Sabtu (25/6/2022).

Muslahuddin melanjutkan, pihaknya akan menunggu hasil keputusan penyelidikan kepolisian. Bila apa yang dilakukan oleh terlapor sifatnya hanya latah, maka PDI-P masih akan memaafkan. Namun bila terbukti dirancang secara sistematis untuk menjatuhkan PDI-P, pihaknya mengaku sulit untuk memaafkan.

“Kalau misalnya nanti setelah diselidiki sifatnya hanya instan saja, itu bisa jadi kita maafkan. Tapi kalau memang secara sengaja, secara sistematis dilakukan, ya, sulit kami maafkan. Karena itu sengaja secara terus-menerus,” ungkapnya.

Ketua PDI-P Aceh ini menegaskan, pihaknya tidak ada niat untuk terlihat arogan atau sok berkuasa dengan melaporkan DM ke Polda Aceh. PDI-P Aceh yang saat ini sedang berusaha berbenah untuk menggaet suara publik tidak mau dijatuhkan oleh oknum dengan justifikasi yang berseberangan dengan fakta.

Meskipun demikian, Muslahuddin Daud sepakat bahwa munculnya peristiwa ini disebabkan oleh pertarungan politik yang tidak sehat. Bagi Muslahuddin, tidak ada masalah orang-orang berseberangan politik antara satu partai dengan partai yang lain.

Akan tetapi, kata dia, pertarungan politik haruslah pertarungan yang sehat. Tidak menjatuhkan dengan ungkapan-ungkapan berita bohong yang menggiring opini publik untuk menjatuhkan PDI-P Aceh.

“Berbeda pilihan politik wajar-wajar saja. Kita ini orang demokratis, terbuka bagi banyak pilihan. Tapi yang sangat kita sayangkan ini ada oknum yang secara intesionalitas mempengaruhi pikiran orang, itu yangg nggak bisa kita terima,” tuturnya.

Bagi Muslahuddin, arena pertarungan politik haruslah rata dan adil seperti pertandingan sepak bola. Pihaknya mengaku tidak masalah kalah dalam persaingan politik yang sehat. Akan tetapi, Muslahuddin sangat mengecam tindakan-tindakan yang menjatuhkan sebelum kontestasi politik dimulai.

“Dalam pertarungan itu ada yang namanya menang-kalah. Bagi saya, ya, wajar-wajar saja. Tapi jangan ditenggelamkan duluan sebelum pertandingan berlangsung. Hal-hal begini yang tidak bisa kami terima,” pungkasnya. (Akhyar)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda