Beranda / Berita / Aceh / Fenomena Gerakan Tanah di Gampong Lamkleng, Ini Penjelasan Kadis ESDM Aceh

Fenomena Gerakan Tanah di Gampong Lamkleng, Ini Penjelasan Kadis ESDM Aceh

Jum`at, 15 Januari 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora

Pantauan tim ESDM Aceh [Dok. Laman web ESDM]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar.  

Fenomena langka ini terjadi sejak 10 Januari 2021 hingga hari ini, tanggal 15 Januari 2021 merupakan hari ke-5.

Tim dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh yang dipimpin langsung oleh Kepada Dinas Ir. Mahdinur, MM kembali melakukan pemantauan terhadap perkembangan gerakan tanah di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar.

"Hingga hari ke 5 pasca terjadinya gerakan tanah, dapat dilaporkan bahwa dari hasil pengukuran diketahui muka tanah terus mengalami penurunan, sampai hari ini penurunannya sudah mencapai 1,5 meter," ujar Mahdinur dalam keterangan tertulis yang diterima Dialeksis.com, Jumat (15/1/2021).

Menurut Mahdinur, jika dibandingkan hasil pengukuran dua hari yang lalu (hari ketiga pasca longsor), penurunan muka tanah masih berkisar 50 - 70 cm. Artinya dalam dua hari telah terjadi penurunan yang cukup signifikan, yaitu lebih dari 1 meter.

"Disamping itu juga, di dalam blok longsoran sudah banyak muncul rekahan-rekahan baru yang dapat terisi oleh air hujan sehingga semakin berpotensi bergerak lebih cepat," ungkapnya.

Akibat kejadian itu, terdapat dua rumah yang berdampak langsung karena berada pada bidang gelincir. Kedua rumah tersebut sudah terlihat adanya retakan pada lantai dan dinding rumah, ini mengindikasikan bahwa pergerakan tanah ini aktif dan sudah berpengaruh terhadap bangunan rumah tersebut.

"Meskipun dua rumah tersebut sudah muncul retakan, namun ada 12 rumah lainnya yang berpotensi terkena dampak karena berada sejajar dengan bidang gelincir," tuturnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terutama saat hujan dengan intensitas yang tinggi, karena dikhawatirkan blok longsoran tersebut akan lebih cepat bergerak kebawah.

Dari hasil penghitungan di lapangan, jika blok longsoran bergerak, dengan dimensi panjang rekahan utama 220 meter, lebar 70 meter dengan slope 30°, maka diperkirakan ada ± 19.000 meter kubik massa, tanah akan berpindah ke bawah menutupi badan sungai Krueng Aceh dengan membawa banyak material seperti pohon, bangunan dan lain-lain.

"Kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap hal hal yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas di sekitar blok longsor, menjaga jarak dari pohon, jaringan listrik dan lain-lain yang dianggap membahayakan," tutupnya.


Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda