DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh kembali menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan lulusan yang siap berkontribusi langsung di tengah masyarakat.
Pada Senin (21/7/2025), dua mahasiswi PMI secara resmi diantarkan ke Forum Bangun Aceh (FBA) untuk melaksanakan magang akademik selama 45 hari sebagai bagian dari proses pembelajaran berbasis praktik lapangan.
Pelepasan ini dilakukan langsung oleh Kaprodi PMI, Dr. Rasyidah, M.Ag., bersama Koordinator Praktikum dan Magang, Ismiatul Ramadhian Nur, S.T., M.Si. Keduanya turut mendampingi mahasiswa Fifi Desi Maharani dan Vina Wahyuni ke kantor FBA di kawasan Banda Aceh.
Kegiatan ini menjadi momen penting sekaligus simbolis dalam membangun sinergi antara dunia akademik dengan lembaga-lembaga sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan dan pembangunan masyarakat.
FBA merupakan organisasi non-pemerintah, non-partisan, dan berbadan hukum yayasan. FBA didirikan sebagai respons terhadap tsunami tahun 2004 oleh Azwar Hasan, dengan fokus bantuan langsung dan pemberdayaan masyarakat Aceh yang terkena dampak, terutama pada bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pendidikan.
Kerja sama antara Program Studi PMI dan FBA telah terjalin selama beberapa tahun terakhir. FBA menjadi salah satu lembaga yang diminati oleh mahasiswa karena fokus kerjanya yang sejalan dengan keilmuan Program studi PMI dalam mendorong transformasi sosial berbasis masyarakat. Kolaborasi ini juga menjadi wujud nyata dari komitmen kampus untuk membangun jejaring profesional dengan mitra lokal yang relevan.
Magang merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Program Studi PMI yang menekankan pada penguatan teori melalui praktik langsung di lapangan. Tujuannya adalah agar mahasiswa mampu mengintegrasikan pengetahuan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai keislaman dalam menyelesaikan persoalan di tengah-tengan masyarakat.
Rasyidah menegaskan bahwa magang bukan hanya kegiatan teknis semata, melainkan juga bagian penting dari proses pembentukan karakter mahasiswa agar lebih peka terhadap persoalan sosial dan mampu bekerja secara kolaboratif dan dapat menjaga nama baik lembaga.
“Kalian magang disini membawa dua nama lembaga, ketika diluar kalian harus menjaga nama baik FBA dan etika, serta harus menjaga nama baik Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam,” ujar Dr. Rasyidah, M.Ag. Ketua Program studi Pengembangan Masyarakat Islam, Senin (21/7/2025).
Sementara itu, Ismiatul Ramadhian Nur menambahkan bahwa mahasiswa PMI telah dibekali dengan persiapan pembekalan yang cukup sebelum magang di lembaga.
“Saya ucapkan berkali-kali terimakasih karena Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam telah mempercayakan kembali lembaga FBA sebagai tempat belajar bagi mahasiswanya,” ucap Asnawi, Direktur Program di FBA.
Sebelum memulai kegiatan magang, mahasiswa Program Studi PMI terlebih dahulu mengikuti rangkaian pembekalan intensif selama sembilan hari.
Pembekalan ini terbagi menjadi dua bagian utama. Selama delapan hari pertama, fokus diarahkan pada penguatan teori melalui materi seperti pengantar peran falitator dan etika kerja sosial, metode assesment sosial Asset Based Community Development (ABCD), metode assesment (PAR, Rapid Assesment), media dan komunikasi digital dalam program, design program pemberdayaan berbasis hasil assessment, pembangunan gampong, teknik-teknik advokasi, kepemimpinan dan pengorganisasian, monitoring dan evaluasi, public speaking dan komunikasi dialogis, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, mahasiswa juga dibekali keterampilan tambahan berupa pemetaan isu-isu sosial menggunakan aplikasi Google Earth dan Quantum GIS, guna mendukung analisis wilayah dan perencanaan program berbasis data spasial. Materi-materi tersebut disampaikan oleh dosen-dosen Pengembangan Masyarakat Islam dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya.
Pada hari kesembilan, kegiatan pembekalan dilanjutkan dengan sesi bersama berbagai lembaga mitra tempat mahasiswa akan menjalani magang. Lembaga-lembaga yang turut hadir dan berkontribusi aktif dalam sesi ini antara lain yaitu PT Pertamina EP Pangkalan Susu, Forum Bangun Aceh (FBA), Dinas Sosial Aceh, Yayasan Flower Aceh, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG), Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL), Daarut Tauhiid Peduli (DT Peduli) Aceh, Bank Syariah Indonesia (BSI), Koperasi Jasa Syariah Reuseuki Tamita Beureukat, serta IPWL Yayasan Kayyis Ahsana Aceh.
Forum Bangun Aceh (FBA), yang menjadi tempat magang bagi Fifi dan Vina, adalah lembaga non-pemerintah yang fokus pada pembangunan komunitas, advokasi hak-hak dasar, serta pemberdayaan kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas, perempuan marginal, dan masyarakat adat. Sejak berdiri pasca-tsunami 2005, FBA telah memperoleh reputasi yang luas berkat pendekatannya yang partisipatif dan berbasis pada pemberdayaan akar rumput.
Selama magang, kedua mahasiswa tersebut akan terlibat dalam berbagai program kerja FBA, termasuk kegiatan edukasi komunitas, pemetaan sosial, dokumentasi kegiatan, serta proses monitoring dan evaluasi program. Mereka juga akan berpartisipasi dalam perencanaan partisipatif, yang telah menjadi ciri khas FBA dalam mendampingi dan memberdayakan komunitas yang mereka bantu.
Dalam kurikulum Program Studi PMI, magang akademik menjadi bagian penting dalam proses pendidikan transformatif. Mahasiswa tidak hanya dituntut memahami teori pembangunan masyarakat, tetapi juga dibentuk agar mampu menjadi fasilitator perubahan sosial yang peka, kritis, dan adaptif di tengah masyarakat yang dinamis.
Selama 45 hari ke depan, mereka ditargetkan mampu mengasah keterampilan dalam melakukan asesmen sosial, menyusun rencana program berbasis data, dan melakukan refleksi serta pelaporan kegiatan secara sistematis.
Fifi Desi Maharani menyampaikan rasa antusiasnya terhadap program magang ini. “Saya sangat tertarik bisa magang di FBA karena termotivasi oleh cerita alumni yang dulu juga magang di sini. Saya ingin melihat langsung bagaimana proses pemberdayaan masyarakat dilakukan, dan semoga ini menjadi bekal penting bagi saya ke depan,” ungkap Fifi.
Vina Wahyuni juga mengungkapkan harapannya. “Saya ingin belajar banyak hal selama di FBA, terutama tentang bagaimana menjangkau kelompok rentan. Saya harap ini jadi ruang reflektif sekaligus kontribusi nyata saya dalam kegiatan sosial,” ujarnya.
Selama masa magang, mahasiswa akan terus mendapat pengarahan dan bimbingan dari supervisi magang mereka di FBA ketika melakukan suatu kegiatan.
“Kalian tidak perlu khawatir, karena setiap turun lapangan ataupun melakukan kegiatan di luar kalian tidak akan dibiarkan sendiri, melainkan akan selalu didampingi,” ucap Syura selaku project koordinator dan supervisi magang diakhir sesi diskusi, Senin (21/7/2025).
Dengan semangat dan kesiapan penuh, mahasiswa PMI siap menapaki pengalaman nyata pemberdayaan masyarakat. Magang ini diharapkan menjadi batu loncatan penting dalam membentuk pribadi profesional, peka sosial, serta memiliki daya inisiatif dalam perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. [*]