Beranda / Berita / Aceh / Geger! Awan Besar Mirip Gelombang Tsunami Dibarat Selatan Aceh

Geger! Awan Besar Mirip Gelombang Tsunami Dibarat Selatan Aceh

Sabtu, 12 Juni 2021 20:58 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : Dok. beritamerdeka.net

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kumpulan besar awan raksasa mirip gelombang tsunami kembali menyelimuti sebagian langit di kawasan Barat Selatan Aceh. Dua daerah yang sempat disaksikan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Sabtu (12/6/2021) pagi.

informasi ini dilansir dari beritamerdeka.net, Awan yang dinamai arcus, kemudian hilang setelah angin kencang dan diguyur hujan lebat.

Ketika sore tadi, dilaporkan awan tersebut tidak kelihatan lagi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Nagan Raya mengimbau, warga dua kabupaten tersebut tetap meningkatkan kewaspadaan.

Awan raksasa banyak disaksikan warga yang cukup besar di kawasan Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir hingga Langkak.

Awan arcus juga kelihatan di kawasan Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat yang berbatasan dengan Nagan Raya.

Sejimlah warga Suak Puntong, juga sempat merekam fenomena alam tersebut.

Sedang di Meulaboh, dari informasi warga juga melihat awan raksasa itu.

Hanya saja, lebih kecil dari yang pernah muncul beberapa waktu lalu.

Beberapa warga dan pengendara di Nagan Raya menyatakan, takjub melihat fenomena alam tersebut.

Namun warga was-was, terhadap awan yang mirip gelombang tsunami.

"Ada sejumlah warga merekam. Sangat kelihatan," jelas seorang warga.

Sementara itu, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Nagan Raya, Rezky P Hartiwi kepada sejumlah medis menjelaskan terkait fenomena alam awan arcus yang kembali terjadi di langit Nagan Raya dan Aceh Barat mengakui hal itu.

Bahkan, awan tersebut juga kelihatan dari Kantor BMKG Nagan Raya di Kubang Gajah, Kecamatan Kuala Pesisir.

Menurut Rezky, fenomena awan arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat.

Serta lembab, sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.

Dikatakan, fenomena ini menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.

Keberadaan awan ini, kata Rezky, murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer.

"Jadi tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami dan hal-hal mistis lainnya," katanya.

BMKG menyatakan, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk dan dapat selalu meng-update informasi cuaca dari BMKG.(*)

Sumber : beritamerdeka.net

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda