Beranda / Berita / Aceh / Gubernur Apresiasi Pembukaan Sekolah Lapang Iklim Gayo Lues

Gubernur Apresiasi Pembukaan Sekolah Lapang Iklim Gayo Lues

Selasa, 23 Maret 2021 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Ir. Mawardi. [IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pembukaan Sekolah Lapang Iklim Operasional Gayo Lues yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada hari ini, Selasa (23/3/2021), mendapat apresiasi Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Apresiasi itu disampaikan Gubernur Nova dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi pada Pembukaan Sekolah Lapang Iklim Operasional Gayo Lues. Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Bupati Gayo Lues juga disiarkan secara virtual di mana Mawardi mengikutinya memalui aplikasi zoom di Pendopo Gubernur Aceh.

Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Nova menyebutkan Sekolah Lapang Iklim akan mampu meningkatkan wawasan petani dalam membaca fenomena alam terkait pertanian. Sehingga bisa meminimalkan potensi kerugian.

Selama ini, para petani Aceh disebut tidak jarang mengalami gagal panen karena gangguan iklim ini. Sampai-sampai seluruh bibit yang ditanam mati dan harus diganti dengan yang baru.

“Akibatnya, petani bukan hanya rugi tenaga, tapi juga rugi waktu dan finansial. Dari kondisi ini dapat kita pahami bahwa, dunia pertanian berhubungan erat dengan cuaca. Karena itu mutlak bagi petani untuk mengetahui fenomena cuaca ini, ujar Mawardi membacakan sambutan Gubernur.

Mawardi melanjutkan, dalam melihat kondisi iklim di Aceh, sektor pertanian selama ini banyak dibantu informasi dari Stasiun Klimatologi Aceh Besar, sehingga informasi itu menjadi rujukan untuk merencanakan kegiatan penanaman, pemupukan dan lainnya.

Namun jika hanya bergantung kepada Stasiun Klimatologi Aceh Besar, penyebaran informasi iklim tersebut dikatakan tidak bisa berjalan cepat, mengingat kawasan pertanian di Aceh sangat luas. Selain itu, ada banyak istilah di bidang cuaca yang dinilai cukup asing bagi petani.

“Maka itu, perlu upaya meningkatkan wawasan petani dalam membaca fenomena alam yang terkait dengan pertanian. Dalam hal ini, kita sangat bersyukur sebab BMKG mempunyai program untuk melatih petani dan penyuluh pertanian dalam memahami informasi tentang cuaca ini,” ujar Mawardi.

Sekolah Lapang Iklim disebut mirip dengan sekolah Lapang Pertanian yang dibentuk oleh kelompok-kelompok tani di pedesaan. Bedanya, kalau Sekolah Lapang Pertanian lebih banyak mempelajari tentang teknik bercocok tanam yang efektif dan produktif serta fokus membahas informasi cuaca.

Pembukaan sekolah tersebut oleh BMKG di Kabupaten Gayo Lues disebut merupakan langkah yang sangat tepat, mengingat Gayo Lues merupakan salah satu kawasan lumbung pertanian di Aceh.

Lebih lanjut, Mawardi menyebutkan, fenomena perubahan iklim memang tidak bisa dikendalikan. Namun kecakapan dalam membaca fenomena ini sangat penting karena menjadi landasan untuk melakukan aktivitas pertanian.

Dengan demikian, segala perencanaan untuk kegiatan pertanian dapat berjalan efektif, akurat dan tepat waktu, sehingga energi yang disalurkan untuk kegiatan ini sejalan dengan hasil yang diperoleh. Selain itu petani Gayo Lues juga diharapkan tidak hanya cerdas dalam memahami teknik bercocok tanam, tapi cakap pula dalam melihat fenomena alam.

Untuk itu, Mawardi menyampaikan bahwa Gubernur Aceh mengucapkan terimakasih kepada Pimpinan dan jajaran BMKG, instruktur serta semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Saya berharap Bapak Bupati dan jajarannya bisa terus mendukung dan membina keberadaan Sekolah Lapang Iklim ini.

Pembukaan Sekolah Lapang Iklim tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh di antaranya, Anggota DPR RI Dapil Aceh 1, Irmawan, Wakil Bupati Gayo Lues serta Pimpinan SKPK di Lingkup Pemkab Gayo Lues, Kepala Stasiun Klimatologi Aceh Besar, serta sejumlah tamu lainnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda