Beranda / Berita / Aceh / Gubernur Nova dan Peserta PPRA Lemhanas RI Diskusi Tata Kelola Pemerintahan Aceh

Gubernur Nova dan Peserta PPRA Lemhanas RI Diskusi Tata Kelola Pemerintahan Aceh

Kamis, 07 April 2022 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, MT., saat menerima kunjungan silaturrahmi rombongan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIII Tahun 2022 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia, di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Kamis (7/4/2022). [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menerima kunjungan silaturrahmi rombongan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIII Tahun 2022 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia, di Meuligoe Gubernur Aceh, Kamis (7/4/2022).

Selain bersilaturrahmi, kedatangan peserta didik Lemhanas tersebut juga bermaksud untuk berdiskusi bersama Gubernur Aceh, terkait informasi, data, fakta dan strategi yang dilakukan, untuk kemudian dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut.

Turut mendampingi Gubernur, Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh, Asisten Administrasi Umum, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh.

Sementara dari Lemhanas RI, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional, Mayjen TNI Sugeng Santoso, Pimpinan rombongan Lemhanas, Irjen Pol. Drs. Triyono Basuki Pujono M.Si., dan seluruh ketua bagian dari peserta didik Lemhanas.

Sebelumnya, para peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIII Tahun 2022 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia sudah melakukan pertemuan dan diskusi bersama Pejabat Pemerintah Aceh, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh pada Senin (4/4/2022) lalu.

Gubernur Aceh, mengatakan, dalam konteks Lemhanas, Aceh sebagai salah satu daerah asimetris sangat cocok dan relevan untuk dijadikan sebagai laboratorium untuk peningkatan wawasan tentang kondisi daerah dalam kaitan tata pemerintahan, perdamaian, dan pembangunan nasional.

Ia menyebutkan, dibandingkan dengan empat daerah asimetris lainya seperti DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Papua, dan Papua Barat, Aceh memiliki histori dan keunikan tersendiri. Dimana Aceh memiliki perundang-undangan khusus yang lahir atas implikasi MoU Helsinki.

“Saya ucapkan selamat datang. Saya pikir Aceh sangat relevan untuk dipelajari. Di mana Aceh adalah daerah asimetris yang lebih unik dari daerah lainya,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional, Mayjen TNI Sugeng Santoso sekaligus penanggung jawab kegiatan, menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Aceh, lantara telah meluangkan waktunya menerima kunjungan mereka untuk bersilaturrahmi dan berdiskusi.

Kedatangan mereka, kata Sugeng untuk belajar tata kelola pemerintahan di Aceh sekaligus untuk melihat pembangunan di daerah.

Ada 4 daerah yang menjadi sasaran kajian kali ini, yaitu Aceh, Riau, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. [HA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda