Beranda / Berita / Aceh / Guru Besar USK Prof Mohd Andalas Tutup Usia, Begini Sosok Almarhum di Mata Mahasiswa

Guru Besar USK Prof Mohd Andalas Tutup Usia, Begini Sosok Almarhum di Mata Mahasiswa

Selasa, 12 Januari 2021 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Ketua BEM Fakultas Kedokteran USK, Rais Maulana [for Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kabar duka meninggalnya guru besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Mohd Andalas pada pukul 04.30 WIB di Ruang ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Senin (11/1/2021).

Kabar tersebut mengundang duka cita mendalam bagi para mahasiswa yang ditinggalinya.

Sebagai penyambung lisan dari mahasiswa kedokteran USK, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran, Rais Maulana menyampaikan, sosok almarhum di mata mereka meninggalkan begitu banyak kesan selama almarhum masih hidup.

“Yang pasti, almarhum meninggalkan begitu banyak kenangan memorable yang tak mungkin kami lupakan,” kata Rais, Selasa (12/1/2021).

Ia berujar, sosok almarhum ketika mengajari mahasiswanya sangat mencerminkan keikhlasan orang tua kepada anaknya. 

Selain itu, ia juga mengatakan wawasan almarhum begitu luas, bahkan almarhum juga suka berbagi ilmu kepada masyarakat umum di wadah-wadah lain selain di kampus.

Adapun sosok Prof Andalas di mata mahasiswa, kata Rais, almarhum merupakan sosok yang berjiwa sosial tinggi dan suka terjun ke lapangan untuk menyalurkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat di desa-desa terpencil.

Rais Maulana juga mengatakan, almarhum juga seorang praktisi medis yang sangat dekat dengan mahasiswa. Bahkan almarhum, kata Rais, merupakan sosok yang selalu siap menyempatkan waktunya hanya untuk berkonsultasi dengan mahasiswa.

“Beliau terbuka waktu untuk mahasiswa berkonsultasi, beliau juga sering meluangkan waktu untuk hadir setidaknya dalam kegiatan mahasiswa, beliau juga sering meluangkan waktunya untuk mentransfer ilmu praktik secara langsung kepada kami mahasiswa-mahasiswa tingkat dasar,” katanya.

Rais menyampaikan, almarhum sudah mereka anggap sebagai orang tua mereka sendiri. Karena, kata Rais, almarhum tidak hanya telah mewariskan ilmu tentang kurikulum kampus tetapi juga membekali mahasiswa dengan ilmu-ilmu sosial dan tata cara bermasyarakat yang baik.

“Jika harus dipilih salah satu, mungkin momen memorable bagi saya itu saat-saat almarhum mengajari kami secara tidak langsung melalui contoh-contoh di lapangan. Yaitu, bagaimana menjadi seorang mahasiswa tenaga kesehatan atau seorang garda terdepan untuk mengaplikasikan tanggung jawab kepada masyarakat dan yang paling penting adalah nilai-nilai keikhlasan tanpa harapan imbalan sekalipun,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda