Beranda / Berita / Aceh / Hari Keuangan Nasional, Momentum Cintai Mata Uang Rupiah

Hari Keuangan Nasional, Momentum Cintai Mata Uang Rupiah

Sabtu, 30 Oktober 2021 22:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki

Rustam Efendi, Pengamat Ekonomi. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Setiap tanggal 30 Oktober diperingati Hari Keuangan Nasional. Rustam Effendi sebagai Pengamat Ekonomi mengatakan hari ini adalah momentum bagaimana cara masyarakat memperkuat rasa cinta terhadap mata uang rupiah.

Ditilik dari perjalanan sejarah, hari momentum keuangan ini, lanjut Rustam juga menunjukkan negara kita sudah punya mata uang sendiri, tidak lagi menggunakan uang asing. Artinya, mata uang rupiah merupakan alat pembayaran yang sah dalam setiap transaksi kebutuhan jual beli, tidak lagi menggunakan mata uang asing.

"Transaksi disejumlah tempat seperti hotel-hotel berbintang atau di tempat lain yang mungkin masih menggunakan mata uang asing, momentum hari ini dapat diarahkan untuk lebih mencintai penggunaan mata uang rupiah," kata Lektor Kepala pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ini.

"Setiap transaksi itu wajib menggunakan mata uang kita, tidak lagi menggunakan mata uang asing. Ini juga salah satu cara kita bisa menghimpun devisa. Kemudian, kebiasaan kita dalam menjaga uang rupiah secara fisik harus juga makin ditingkatkan. Kita bisa mencontoh bagaimana orang Jepang memperlakukan uang Yen-nya. Uangnya tidak dilipat, tidak kusut, tidak lusuh, benar-benar mereka jaga supaya tetap bagus. Nggak seperti di tempat kita, uangnya diunyil-unyil gitu loh, nggak rapi lagi," jelasnya lagi saat diwawancarai Dialeksis.com, Sabtu (30/10/2021).

Ia juga menambahkan, hari keuangan ini salah satu momentum kita mencintai mata uang sendiri, menghargai uang sendiri, juga idealnya tetap menjaga jangan sampai nilai uang rupiah terdepresiasi dari nilai uang asing.

"Setiap naik atau jatuhnya nilai mata uang tentu ada implikasinya terhadap ekonomi kita, terutama dari sisi ekspor dan impor. Momentum hari keuangan ini adalah bagaimana kita menjaga uang tidak saja dalam konteks nilai instrinsiknya tapi juga bentuk fisik uang, jangan lusuh, jangan diunyil-unyil sampe lusuh gitu. Kita harus menjaga fisik uang yang baik karena itu menunjukkan kemajuan peradaban dan juga perekonomian kita," ujarnya lagi.

Sebab itu, Bank Indonesia sebagai pihak yang mengatur sistem pembayaran di Tanah Air juga turut menjaga bentuk fisik uang, termasuk menjaga keaslian uang. Mengambil uang-uang yang sudah lusuh dari peredaran lalu ditukar dengan uang yang baru.

Pengamat ekonomi ini juga menyebutkan, hari keuangan tahun ini dapat dijadikan sebagai titik awal oleh pemerintah untuk kembali memperteguh peran pentingnya dalam hal ini. Semua hotel berbintang, outlet, atau tempat-tempat transaksi lainnya wajib menggunakan mata uang rupiah, tidak gunakan uang asing. Jika ini berjalan, maka dipastikan mereka yang punya uang asing akan menukarnya dengan uang rupiah. Dengan demikian, nilai rupiah terjaga dan juga ikut memupuk pundi-pundi devisa kita.

"Baiknya setiap transaksi di negeri ini wajib gunakan rupiah, bukan mata uang asing," tegasnya.

Rustam juga berharap kita semua semakin mencintai uang rupiah, menjaga nilainya, dan menjaga kondisi fisiknya.  

"Khusus bagi mereka, orang-orang yang berpunya, apakah itu kalangan pengusaha, pejabat, kaum sosialita, atau lainnya, hendaknya sudah saatnya menjadi pioner, selalu mengedepankan penggunaan uang rupiah dalam setiap bertransaksi," pungkas ekonom ini. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda