Beranda / Berita / Aceh / Jaga Budaya Lokal, Disdik Pijay Kirim Seniman ke Sekolah

Jaga Budaya Lokal, Disdik Pijay Kirim Seniman ke Sekolah

Jum`at, 02 November 2018 15:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : M. Rizal

DIALEKSIS.COM | Meureudu - Untuk menjaga dan melestarikan seni budaya lokal, Dinas Pendidikan (Disdik) Pidie Jaya menerjunkan sejumlah seniman ke setiap sekolah di Kabupaten setempat. 

Jumlah seniman yang direkrut oleh Disdik Pijay untuk melatih dan menumbuh kembang minat belajar siswa terhadap seni dan budaya Aceh sebanyak 26 Orang Pelatih serta didampingi oleh 26 asisten pelatih yang merupakan guru seni di sekolahnya mengajar. 

Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) ini telah berjalan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pidie Jaya, sejak bulan Juni yang lalu. 

Pantauan DIALEKSIS.COM, Kegiatan latihan yang dikuti oleh 7 orang siswi dan 9 orang siswa dilatih ketrampilan memainkan Rapai dan Serune Kale, serta tarian khas Aceh lainnya. 

Rapai dan Serune Kalee, tidak semua orang mampu memainkannya. Hanya para musisi (intrumentalis) terlatih yang mampu menguasai, sebab memerlukan keahlian dalam mengatur nafas. Tapi salah satu siswa dari SMP 1 Bandar Baru yang baru menduduki kelas 2, sudah mampu meniup Surune Kalee tersebut. 

T. Azril, salah satu seniman yang melatih di SMP Bandar Baru mengatakan, untuk berlatih Rapai dan Serune Kale memang dibutuhkan kesabaran dan kerajinan yang maksimal, sebab yang bisa meniup serune kale di Aceh dengan benar hanya sedikit orang yang mampu melakukannya.  

"Untuk menabuh rapai dengan benar apalagi serune kale ini, dibutuhkan kegigihan dan kesabaran yang tinggi dalam berlatih. Alhamdullilah, atas dukungan para guru anak-anak didik dengan cepat bisa memainkannya," Kata T. Azril.

Dikatakan Azril, selama ini Group Rapai Serune Kale setingkat SMP hanya satu-satunya yang ada di kabupaten/kota di Aceh, yaitu Kota Banda Aceh. "Alhamdullilah sekarang di Kabupaten Pidie Jaya sudah ada," jelas T. Azril.  

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful, S.Pd, M.Pd, melalui Kasi Bidang Kebudayaan dan Kesenian, Marzuwan, kepada DIALEKSIS.COM, Kamis (1/11) mengatakan, tujuan membimbing murid SD dan SMP, supaya seni dan budaya Aceh tidak tinggal namanya saja. sebab dampak dari arus globalisasi tidak mengenal tua dan muda, maka tugas kita terus membimbing, menjaga dan merawat budaya leluhur kita. 

"Jika seni budaya ini tidak kita kembangkan dengan cara mendidik dan menitipkan kepada generasi, maka setengah abad yang akan datang Rapai dan Serune Kale yang ada di Aceh akan punah ditelan masa (tinggal nama). Anak cucu kita nanti tidak tahu lagi bagaimana bentuk Rapai dan Serune Kale, apalagi mendengar suaranya," ucap Marzuwan 

Lanjut Marzuwan, masuknya budaya luar lewat berbagai tehnologi yang pesat dan informatika yang kian maju, terutama dunia komunikasi yang kian canggih, membuat kita lupa pada budaya sendiri. Kita terlalu cepat terlena oleh budaya asing yang membuat budaya kita sendiri terabaikan hingga terkubur bersama waktu.

"Untuk itulah, pihak kami dari bidang seni budaya memang wajib menyelamatkan budaya bangsa dari kepunahan. Satu-satunya jalan adalah mewariskan kepada generasi, sebab budaya seni ini juga bagian dari Situs Sejarah Aceh." Pungkas Marzuwan. 

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda