Beranda / Berita / Aceh / Kaum Muda dan Masa Depan Hutan Tripe Jaya

Kaum Muda dan Masa Depan Hutan Tripe Jaya

Selasa, 29 Januari 2019 21:21 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Gayo Lues - Menggelorakan semangat ‘Gemar Tanam 1000 Pohon’ yang dilakukan oleh IMADA TRIJA (Ikatan Mahasiswa, Pelajar dan Pemuda Tripe Jaya) bersama mahasiswa Fakultas Kehutanan Unsyiah Blangnangka serta didukung oleh AGC dan AGCC merupakan langkah awal menata kembali kerusakan hutan Tripe Jaya yang dinilai oleh kaum muda di desa sekitar Tripe Jaya.

Kegiatan tanam pohon ini dilakukan secara simbolis, Minggu (27/1) di pinggiran Kolam Biru Tripe Jaya. Adapun jenis pohon yang di tanam, Jengkol, Pete, Alpokat, Aren dan Mahoni.

Bahkan Bupati Gayo Lues, H. Muhammad Amru berpartisipasi menanam pohon yang didampingi oleh Kepala Bappeda, Kadis Lingkungan Hidup, Kadis Pertanian dan Kepala BPBD Kabupaten Gayo Lues serta Muspika Kecamatan dan Pengulu Desa Tripe Jaya.

Inisiator kegiatan, Khairul Abdi yang merupakan Ketua IMADA TRIJA menyampaikan, "Gerakan gemar menanam pohon sebagai gerakan sadar arti penting hutan dan peduli akan masa depan hutan Tripe Jaya".

Khairul Abdi yang juga Putra Desa Tripe Jaya ini melihat sepanjang mata memandang hutan telah didominasi tanaman Sere Wangi, dimana sumber penyulingannya berbahan kayu gelondongan dari pohon. Dampaknya deforestasi, hutan gundul berakibat banjir dan longsor saat curah air hujan tak mampu menampung air di akar pohon dan tanahpun jadi labil bergerak longsor. Parahnya, lagi saat kemarau panjang, hutan rentan terbakar karena tak ada lagi naungan pohon yang lebat sebagai pelindung tutupan rumput. Rumput jadi kering kerontang dan mudah terbakar, kata Abdi.

Ada beberapa poin disampaikan Khairul Abdi yang masih kuliah di Fakultas Hukum UIN Ar-Raniry. Pertama, Masyarakat Tripe Jaya, hampir 80% adalah petani Sere Wangi. Petani lebih sering menebang pohon dari pada menanam karena sebagai energi penyulingan sere. Ini bukti kalau warga Tripe Jaya, belum menjadikan peralihan tanaman pohon lain sebagai peningkatan ekonomi seperti Pete, Durian, Jengkol dan Aren. Pohon ini dapat menjadi ikon Kecamatan Tripe sebagai penghasil buah-buahan.

Kedua, dengan gemar menanam pohon dapat mencegah banjir dan kebakaran. Ketiga, untuk melatih kesadaran pelajar dan pemuda desa guna melestarikan lingkungan melalui tanaman pohon sebagai penyangga curah air hujan dan peningkatan ekonomi masyarakat yang bersumber dari hutan. Keempat, IMADA Trija bersama Mahasiswa Fakultas Kehutanan, siap mendukung program Bupati Gayo Lues untuk melestarikan hutan melalui Dana Desa 50 Juta/Desa. Dengan cara swadaya membuat Kebun Bibit Rakyat (KBR) sebagai tersedianya bibit unggul yang diidolakan berbagai tanaman pohon, termasuk bibit kopi.

Dalam kegiatan ini, Bupati Gayo Lues mendapat pertanyaan dari Samsul Bahri, pemuda Desa Perlak dan Sri Wati. Keduanya merupakan mahasiswa Fakultas Kehutanan Unsyiah Blangnangka. Pertanyaan mereka terkait peraturan pengelolaan hutan karena hutan di Perlak sudah banyak yang gundul dan tindak lanjut Bupati Amru yang melihat kondisi Hutan di Gayo Lues semakin rusak dan menyusut.

"Saya sudah dapat datanya sebagai informasi yang sudah disampaikan kepada Pak Kapolsek dan Danramil untuk menegakkan peraturan dengan cara pendekatan, tidak lagi membuka lahan dalam kawasan hutan lindung. Caranya, mengamankan alat ’15 chain saw’ sebagai alat mesin gergaji penebang pohon." Jawab Bupati Amru untuk pertanyaan hutan Perlak.

Pertanyaan kedua, Bupati menegaskan bahwa peraturan sudah ada dan jelas melalui KPH V Aceh. Mahasiswa dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat petani terhadap peraturan ini sebagai status lahan. Identifikasinya, hutan adat, hutan sosial, Hutan Desa dan Hutan Kemitraan.

"Bila mahasiswa memahami identitas jenis hutan dapat memberikan informasi yang benar maka tidak ada lagi masalah konflik lahan di kawasan hutan di Gayo Lues. Termasuk penggunaan lahan tidur dalam kawasan hutan, mahasiswa dapat memberikan contoh pemanfaatannya kepda masyarakat. Berikan contoh nyata dengan memakai baju Almamater biar diketahui kemana pun pergi di tengah masyarakat bahwa mahasiswa/i sebagai kaum muda dan masa depan hutan harus mampu memberikan contoh yang tauladan dan terjaganya hutan lestari." Ucap Bupati Amru. (hm)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda