Beranda / Berita / Aceh / Kesbangpol Diharapkan Dapat Merancang Pelatihan Politik bagi Kaum Perempuan

Kesbangpol Diharapkan Dapat Merancang Pelatihan Politik bagi Kaum Perempuan

Kamis, 31 Maret 2022 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : auliana rizky

CEO SEA Save Education, Aishah. [Foto: For Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - CEO SEA Save Education, Aishah mengatakan penentu masa depan itu perempuan, karenanya perlu peran aktif perempuan dalam politik.

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Kesbangpol bertemakan "Peran Ormas Perempuan dalam Menghadapi Pemilu tahun 2024" di Ivory Caffe pada Rabu (30/3/2022).

Ia juga menyampaikan bahwa hari ini martabat perempuan di bawah laki-laki. Padahal keutamaan gender ini sangat penting, mungkin banyak orang yang tidak mengerti.

Kemudian, dari segi budaya perlu kita dalami lagi, pada zaman Cut Nyak Dhien atau Malahayati tidak membatasi perempuan untuk jadi pemimpin. Yang membedakannya adalah perempuan tidak bisa menjadi imam shalat.

"Sebenarnya pola pikir ini yang perlu diubah, banyak kasus yang saya temui di lapangan terkait kekehnya kita bahwa perempuan tidak layak jadi pemimpin," ucapnya dalam diskusi tersebut.

Akhirnya, masyarakat mengunci atau tidak menerima kaum perempuan untuk maju. Ada banyak hal-hal lain terkait perempuan disepelekan bukan dalam masyarakat saja. Seperti di lingkungan pekerjaan atau lainnya.

"Ke depan kita harus lebih peka melihat pemimpin kita, bisa jadi casingnya gemilang namun dalamnya tidak," tegasnya.

Ia berharap, Kesbangpol ini bisa melaksanakan pelatihan atau pendidikan politik terhadap kaum perempuan. Banyak perempuan yang lari dari partainya karena pemimpinnya lebih mengandalkan orang baru daripada orang yang berasal dari kader partai itu sendiri.

"Banyak kejadian seperti ini, dirangkul kemudian dilepaskan begitu saja karena ada orang baru yang menggantikannya," tambahnya lagi.

Ia menyebut, agar perempuan ini maju, maka sesama perempuan juga harus saling menguatkan, tidak menjatuhkan sesamanya. Berusaha untuk membuat perempuan ini maju dan tidak meninggalkan budayanya masing-masing. 

"Pemerintah harus ikut campur supaya perempuan naik pada Pemilu tahun 2024 dan benar-benar perempuan yang peka terhadap perempuan dan anak, karena kota kita juga sudah dideklarasikan dengan kota layak anak," sebutnya.

Tidak hanya itu, memang faktanya banyak sekali perempuan yang ditindas hari ini, kasus-kasus kian mencuat menyudutkan kaum perempuan.

"Salah satu yang dapat dilakukan menjelang tahun politik adalah dengan pendidikan politik bagi perempuan terutama generasi z," pungkasnya. [au]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda