Beranda / Berita / Aceh / Komunitas Ilmu Komunikasi dan HIMAKOM FISIP UTU Gelar Webinar

Komunitas Ilmu Komunikasi dan HIMAKOM FISIP UTU Gelar Webinar

Senin, 04 Januari 2021 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komunitas Ilmu Komunikasi berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Komunikasi (HIMAKOM) FISIP UTU, melaksanakan kegiatan webinar kuliah lapangan Etika dan Filsafat Komunikasi pada Minggu (3/1/2021).

Kegiatan tersebut dihadiri sebanyak 90 orang, terdiri dari mewakili pimpinan Fakultas, ketua Prodi Ilmu Komunkasi, ketua dan sekretaris HIMAKOM, dosen pengampu mata kuliah, kalangan jurnalis di kota Meulaboh. Adapun tema yang dusung “Ayo bicara bijak, bersikap dan bertindak di era pandemic Covid 19”.

Sekretaris Pelaksana Kegiatan, Shinta Rizki Ananda mengatakan, webinar ini dilaksanakan secara marathon, sejak pukul 8.30 WIB hingga berakhir tepat pukul 15.00 WIB sore. Di awali, acara pembukaan berupa penampilan pagelaran seni budaya antara lain tarian ranup lampuan pemulia jamee, juga pianika solo lagu harta yang paling berharga, musikalisasi puisi tentang musibah gelombang tsunami desember 2004, serta syahi atau tradisi bertutur syair tentang etika berkomunikasi bagi mahasiswa/I yang baru kuliah pertama kali di kampus UTU.

Ketua Panitia, Yusri Suhendra dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini pertama kali dialami oleh mahasiswa/I Ilmu komunikasi angkatan 2020. Sejak awal perkuliahan di bulan September hingga menjelang berakhirnya perkuliahan di bulan Desember lalu, banyak ilmu dan teori yang diserap diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah.

“Kesiapan panitia untuk menyukseskan kegiatan dibekali pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan komitmmen, berupa kerjasama tim, tanggung-jawab dalam pembagian tugas, disiplin sebagai modal dasarnya. Selain itu, adanya dukungan penuh dari HIMAKOM serta Prodi Ilmu Komunikasi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Putri Maulina, M. I. Kom dalam sambutan sekaligus peresmian kegiatan menyampaikan, mewakili civitas akademi Universitas Teuku Umar pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia maupun peserta, atas dilangsungkannya kegiatan kuliah lapangan sebagai bentuk impelementasi tri darma perguruan tinggi.

“Sejatinya, saat ini adek-adek mahasiswa/I tersebar diberbagai belahan nusantara, belum pernah berinteraksi secara tatap muka, sesama mahasiswa, dosen pengampu mata kuliah dengan ketua prodinya. Selain itu, kegiatan kuliah lapangan ini merupakan agenda rutin kalender setiap semester para dosen ilmu komunikasi,” ujarnya.

Puncak kegiatan webinar diisi pemaparan materi oleh Said Fadhlain, S. IP., M.A selaku narasumber utama, di mana membahas tentang ayo berbicara bijak, bersikap dan bertindak di Era Pandemik Covid-19.

“Pandemi jika dihitung dari dinamika awal kemuculannya, memasuki 1 tahun hingga lebih. Distrupsi di berbagai aspek kehdupan sosial kemasyarakatan diberbagai belahan dunia. Tidak ada negara atau kamunitas masyarakat yang benar-benar siap dengan pandemi ini. Walaupun dengan berbagai varian waktu yang dimiliki cukup panjang khususnya, untuk konsolidasi ataupun memobilisasi diri menghadapi sekaligus menjalani dampak yang ditimbulkan,” jelas Said.

“Kondisi ini semakin terpuruk, jika ditengah-tengah masyarakat diwarnai kegamangan, kegagapan bahkan hilangnya kepercayaan diri satu dan lainnya, khususnya dalam membahasakan sekaligus memaknai musibah pandemik Covid 19 beserta ekses yang ditimbulkan,” tambahnya

Ia melanjutkan, sebagai garda terdepan dalam mencerahkan masyarakat peradaban teknologi digital abad ke- 21, millenial mahasiswa/I ilmu komunikasi dan dosennya memiliki peran strategis sesuai dengan tupoksinya sebagai masyarakat akademis ilmu komunikasi. Ia melanjutkann, khususnya memberikan konklusi memulihkan kembali kondisi tersebut agar bersama-sama memiliki kesamaan bahasa sekaligus memaknai secra positif, diantaranya dengan bicara bijak, bersikap dan bertindak.

“Komunikasi sebagai aspek filosofi memiliki nilai-nilai universal bahwa manusia dalam menjalani dan menghadapi berbagai dinamika kehidupan, untuk selalu menyampaikan sekaligus berbuat hal-hal yang berkaitan dengan kebajikan, berupa bicara, bersikap, dan bertindak dengan bijak. Literasi filsuf di abad 6 SM, Aristoteles dalam karyanya Retorika, praktik omunikasi di artikan sebagai kesamaan makna yang berlandaskan ethos, pathos dan logos," jelasnya.

Memasuki abad ke 20, komunikasi sebagai kajian ilmiah, dimana Harold D Lasswell mengemukan gagasannya berkomunikasi yang berdaya guna dan tepat kegunaannya atau prisinpal dan kontekstual. Hakikat komunikasi secara fisioologis merupakan totalitas manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki panca indera termasuk indera ke-enamnya, serta untuk mentransmisikan pesan dengan menghindari tejadinya noise hingga misunderstanding. Komunikasi juga ekspresi kebudyaan yang kemudian dipproduksi dan dikonsumsikan oleh manusia itu sendiri bersama komunalnya.

Komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu berfungsi sebagai to inform, to educate, to entertain, to controlling, berupa komunikasi edukasi, komunikasi persuasif dan komunikasi krisis. Sejatinya komunikasi merupakan ekspresi sekaligus aktualisasi diri dan lingumgannya untuk bersama-sama dan bersungguh-sungguh mewujudkan harmonisasi kehidupan. Sehingga dalam situasi pandemi Covid 19, setiap manusia, sesungguhnya memiliki empathy untuk saling berbicara denan bijak, bersikap dan bertindak.

"Perbedaan persepsi bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan dengan sikap reaktif sekaligus destruktif satu sama lainnya, dimana alam semesta dan seisinya senantiasa telah memberikan tarbiyah dalam menyelesaikan konflik dan mewujudkna konsesus," jelasnya.

"Untuk itu, ajang forum webinar kuliah lapangan ini, ada pemahaman komprehensif tentang bicara bijak, bersikap dan bertindak dimasa pandemik Covid 19, sesuai judul materi yang telah dibagikan dan dipersiapkan oleh adek-adek mahasiswa saat presentasi kelompok," pungkasnya.


Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda