Minggu, 27 Juli 2025
Beranda / Berita / Aceh / Lulus Berkat Beasiswa Aceh Carong, Melani Paulina Persembahkan Gelar untuk Mendiang Ayah

Lulus Berkat Beasiswa Aceh Carong, Melani Paulina Persembahkan Gelar untuk Mendiang Ayah

Sabtu, 26 Juli 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Melani Paulina. Foto: dok pribadi


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rasa haru dan bangga menyelimuti Melani Paulina (22) usai berhasil mempertahankan skripsinya di hadapan para penguji. Air matanya tak terbendung saat menyadari satu mimpi besarnya telah terwujud.

Di hadapan para dosen, ia bukan hanya memaparkan hasil riset akademiknya, tetapi juga menggenapkan janji kepada almarhum ayah kandungnya Sumardi Rafli, bahwa ia akan menyelesaikan kuliah, apapun rintangannya.

Gelar Sarjana Perbankan Syariah yang kini disandangnya, ia persembahkan untuk dua sosok paling berjasa dalam hidupnya yakni sang ibu Irmayani dan ayah sambungnya, Suhadi yang dengan penuh kasih dan tanggung jawab mengasuhnya sejak kecil, menggantikan peran sang ayah yang wafat ketika Melani masih duduk di bangku SD.

Putri dari seorang penjaga warung kecil di Gosong Telaga Selatan, Aceh Singkil ini adalah simbol ketekunan dan harapan. Sejak sekolah dasar hingga SMA, Melani dikenal sebagai siswi berprestasi.

Meski hidup dalam keterbatasan, ia selalu tampil unggul secara akademik, hingga akhirnya meraih Beasiswa Aceh Carong, program bantuan pendidikan dari Pemerintah Aceh pada 2021 dan melanjutkan studi S1 pada Prodi Perbankan Syariah di UIN Ar-Raniry Banda Aceh melalui jalur undangan.

“Kalau bukan karena beasiswa ini, saya mungkin tak punya jalan untuk kuliah. Tapi Allah bukakan jalan lewat bantuan pendidikan dari Pemerintah Aceh, dan tentu lewat doa Ibu serta dukungan Bapak sambung saya, Suhadi. Gelar ini untuk mereka berdua, kemudian untuk almarhum Bapak yang selalu hadir dalam ingatan dan untuk Ibu yang tak pernah lelah memperjuangkan pendidikan anak-anaknya,” tutur Melani dengan suara bergetar, usai ujian skripsi pada Rabu, 23 Juli 2025.

Dengan IPK 3,62, Melani akan mengikuti yudisium dalam waktu dekat dan diwisuda pada bulan September mendatang.

Melani tak sekadar menulis skripsi; ia menulis ulang kisah perjuangannya. Penelitiannya mengangkat judul “Peran KSPPS Baitul Qiradh Bina Insan Mandiri (BIMA) Terhadap Pemberdayaan Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Studi pada UMKM Ibu Rumah Tangga di Banda Aceh)”.

Tema itu ia pilih bukan tanpa alasan. Baginya, skripsi ini adalah potret dari kenyataan yang ia alami sendiri, tentang ibu-ibu tangguh yang menopang keluarga lewat usaha kecil, seperti yang dilakukan ibunya sendiri. Ia ingin menunjukkan, secara ilmiah dan nyata, bahwa lembaga keuangan syariah dapat menjadi motor pemberdayaan ekonomi umat, terutama bagi mereka yang memulai dari bawah dan berjuang dari nol.

Ketekunan Melani menuai apresiasi dari para dosen penguji. Dr Israk Ahmadsayah BEc MEc MSc dan Mukhsal MEI sebagai pembimbing, serta Muhammad Arifin PhD dan Evy Iskandar, SE MSi Ak CA CPA sebagai penguji.

Melani lahir pada 25 Oktober 2003 di Aceh Singkil. Ia tumbuh dalam kesederhanaan, namun tak pernah kekurangan kasih sayang dan semangat untuk belajar. Kepergian ayah kandungnya sejak usia belia tak membuatnya patah. Peran itu dilanjutkan oleh Suhadi, ayah sambungnya yang mendampingi tumbuh kembang Melani dengan penuh tanggung jawab dan kasih.

Dua saudara kandungnya telah lebih dulu menyelesaikan studi sarjana di UIN Ar-Raniry tahun lalu. Kini giliran Melani yang menyusul, membawa harapan baru bagi keluarganya.

Ibunya, Irmayani, menjadi tiang doa dan semangat. Dengan sabar mengelola warung kecil di sudut kampung, Irmayani menyemai harapan dalam setiap piring 'mie laca-laca' yang ia masak dan setiap langkah kaki putrinya menuju kampus.

Kini, setelah menyelesaikan S1, Melani menyimpan asa untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang magister melalui jalur beasiswa.

“Pendidikan telah membuka banyak jalan. Kalau Allah izinkan, saya ingin lanjut S2, mungkin di bidang akuntansi UGM melalui program beasiswa seperti LPDP,” ucapnya dengan mata berbinar.

Kepada mahasiswa lain, Melani membagikan kiat menyelesaikan kuliah tepat waktu. Ia menyusun rencana studi sejak awal dan mengambil SKS maksimal yang mampu dijalani. Ia juga menjaga komunikasi dengan dosen, mengerjakan tugas tepat waktu, dan tidak menunda mata kuliah inti.

Kisah Melani menjadi salah satu bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi, selama ada semangat, dukungan keluarga, dan akses terhadap program pendidikan yang berpihak pada mereka yang membutuhkan. []

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI