DIALEKSIS.COM | Jantho - Suasana Gampong Aneuk Glee, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Sabtu (16/8/2025), tampak berbeda dari biasanya. Ratusan masyarakat, perangkat desa, petani, hingga pejabat pemerintah berkumpul di areal persawahan untuk menyaksikan peresmian Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) sebagai penyalur pupuk bersubsidi.
Acara yang diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, S.E, itu menjadi momentum penting dalam mendukung kemandirian pangan sekaligus memperkuat peran gampong sebagai pusat ekonomi rakyat. Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis Pemerintah Aceh dalam menjawab kebutuhan petani dan merupakan salah satu dari sembilan Program Gerak Cepat (Quick Wins) Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh.
Dalam sambutannya, Wagub menegaskan bahwa program ini merupakan komitmen nyata pemerintah dalam mempermudah akses petani terhadap pupuk.
"Kehadiran kami ini semuanya untuk mempermudah masyarakat, bukan hanya soal pupuk, tapi juga kebutuhan lainnya. Selama puluhan tahun, pupuk di Aceh sangat sulit ditemukan oleh rakyat, padahal kita punya Pabrik Pupuk Iskandar Muda di Lhokseumawe. Oleh karena itu, saya bersama Pak Gubernur berkomitmen mewujudkan kemudahan bagi rakyat agar pupuk bisa lebih mudah diakses,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini merupakan wujud gerak cepat pemerintah Aceh sebagai bentuk kepedulian kepada rakyat Aceh sekaligus mendukung agenda nasional.
“Ada dua hal yang ingin saya sampaikan hari ini. Pertama, kehadiran kami adalah untuk mempermudah rakyat. Kedua, kami tahu selama ini petani sangat sulit mendapatkan pupuk. Maka inilah program gerak cepat kami sebagai bukti cinta kepada rakyat Aceh, sekaligus sejalan dengan program Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto," tambah Wagub.
Kepala DPMG Aceh dalam laporannya juga menyampaikan bahwa peresmian ini menjadi awal dari sejarah baru distribusi pupuk di Aceh.
Ke depan, ia berharap seluruh gampong yang menjadi lumbung padi dapat mengembangkan BUMG mereka sebagai penyalur pupuk bersubsidi. Dengan begitu, petani tidak perlu lagi menempuh jarak jauh, cukup berjalan kaki atau bersepeda untuk membawa pupuk dari gudang BUMG di gampong masing-masing.
“Jika hal ini terwujud, maka permasalahan sulitnya petani memperoleh pupuk bersubsidi dapat teratasi,” ungkapnya.
Prosesi acara berlangsung khidmat dan penuh kebersamaan. Usai menyerahkan pupuk secara simbolis kepada beberapa perwakilan BUMG dari Kabupaten/Kota, Wakil gubernur bersama Kepala DPMG Aceh, Distanbun Aceh, Disperindag Aceh, BSI Region Aceh, PT Pupuk Indonesia serta pejabat terkait lainnya ikut turun langsung ke sawah untuk menabur pupuk di lokasi tersebut.
Momen ini menjadi simbol sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan.
Wakil gubernur Aceh, Kepala DPMG Aceh, Distanbun Aceh, Disperindag Aceh, BSI Region Aceh, PT Pupuk Indonesia serta pejabat terkait lainnya ikut turun langsung ke sawah untuk menabur pupuk. [Foto: Muhammad Aniq Alkhalif]Kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda. Dua mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di DPMG Aceh, yakni Muhammad Aniq Alkhalif dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, serta Saidil Akbar dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan, turut terlibat dalam mendukung kelancaran acara.
Kehadiran mereka dinilai sebagai bentuk pembelajaran lapangan yang memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, masyarakat dan lembaga gampong berjalan dalam mendukung kemandirian pangan Aceh.
Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah Aceh optimis program pupuk bersubsidi yang dikelola langsung oleh BUMG akan menjadi langkah strategis mendorong kesejahteraan masyarakat desa.
Bagi masyarakat Aneuk Glee, acara ini memberi harapan baru. Kehadiran pupuk bersubsidi yang lebih mudah diakses diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat ketahanan pangan Aceh ke depan. [*]