Beranda / Berita / Aceh / Mengenal Sumbangan Rakyat Aceh dalam Perang Kemerdekaan RI Tahun 1945-1949

Mengenal Sumbangan Rakyat Aceh dalam Perang Kemerdekaan RI Tahun 1945-1949

Minggu, 01 Oktober 2023 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Akademisi sejarawan Unsyiah, Teuku Abdullah atau lebih dikenal TA Sakti. [Foto: dok pribadi]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Daerah Aceh merupakan daerah yang tidak pernah dikuasai oleh musuh dan merupakan modal utama Republik Indonesia dalam perjuangan kemerdekaannya. 

Pernyataan ini didukung kenyataan, bahwa satu-satu daerah yang dalam wilayah Republik Indonesia pada waktu itu tidak pernah diduduki oleh Belanda adalah daerah Aceh.  

Hal ini pulalah yang dijadikan modal utama utusan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KBM) di Den Haag itu, yakni masih memiliki wilayah bebas penguasaan Belanda.

Akademisi sejarawan Unsyiah, Teuku Abdullah atau lebih dikenal TA Sakti mengatakan selain itu, berbagai sumbangan yang telah diberikan rakyat Aceh kepada perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya, seperti sumbangan sebuah pesawat.

Dalam hal ini, mengenai antusias rakyat Aceh dalam membantu pembelian pesawat udara diceritakan oleh beberapa informan, bahwa rakyat begitu rela pintu rumah mereka digedor di waktu malam hari bagi menyumbang sebagian dari emas atau barang lainnya demi untuk negara. 

"Mereka rela menyisihkan sedikit harta untuk perjuangan kemerdekaan Republik," kata T.A Sakti kepada Dialeksis.com, Minggu (1/10/2023).

T.A Sakti mengatakan pesawat yang dibeli dengan sumbangan rakyat Aceh ini diberi nama “Seulawah” yaitu nama sebuah gunung yang terdapat di perbatasan Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, dan pesawat ini diberi nomor RI-001.

Bahwa uang yang disumbangkan rakyat Aceh untuk membeli pesawat udara jenis Dakota tersebut cukup untuk dua pesawat. Namun sebuah diantaranya masih merupakan teka-teki, karena menurut kenyataan yang ada hanya sebuah pesawat (RI-001). 

Dirinya mengatakan bahwa menurut A. Hasjmy, bahwa penyelewengan ini dilakukan di Singapura, tetapi pelakunya belum diketahui. Namun sebuah sumber lain menyebutkan bahwa pesawat yang satu lagi telah dihadiahkan kepada pemerintah Birma, sebagai tanda terima kasih atas semua fasilitas yang diberikan kepada perwakilan Garuda beroperasi di Birma.  

Pada mulanya pesawat ini merupakan jajaran dalam angkatan udara Republik Indonesia dan rute luar negeri yaitu Birma dan Calkutta. Sedangkan fungsinya didalam negeri selain dapat menjebatani pulau sumatera dan Jawa juga untuk menerobos blokade Belanda menerbangkan tokoh-tokoh politik bangsa Indonesia.

Kemudian pada tanggal 26 Januari 1949 RI-001 menjadi pesawat komersil yang dicarter oleh Indonesia Airways, yang kemudian dikenal dengan Garuda Indonesia Airways. Adapun menagernya yang pertama adalah Wiweko Supeno.  

Selain telah menyumbang pesawat udara untuk kepentingan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya, rakyat Aceh juga menyumbang kepada pemerintah Republik Indonesia berupa senjata, makanan, pakaian, dan lain-lain untuk membantu perjuangan menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan di Sumatera Timur. 

"Pada tahun 1948 rakyat Aceh telah mengirimkan ke daerah Medan Area sebanyak 72 ekor kerbau," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda