Beranda / Berita / Aceh / Mengenang 15 Tahun Tsunami, Aceh Bergerak Gelar Doa dan Putar Film Edukasi

Mengenang 15 Tahun Tsunami, Aceh Bergerak Gelar Doa dan Putar Film Edukasi

Selasa, 17 Desember 2019 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tiga artis film Ajarkan Aku Aceh dan Film Prasangka


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Memperingati 15 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh. Komunitas Aceh Bergerak menggelar sejumlah kegiatan di Taman Budaya, Banda Aceh pada tanggal 26 Desember 2019 mendatang.

Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain Doa bersama, Galang Amal untuk seniman, Diskusi Film bersama Artis/actor/ Tim Produksi Film Profesional, Serta Pemutaran film Ajarkan Aku Aceh dan Film Prasangka.  

Ambia Dianda Ketua Aceh Bergerak menjelaskan, bahwa komunitas kreatif merawat ingatan tentang tragedi pilu Tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 silam. 

Mengenan Tsunami dengan cara berdoa dan memutar film edukasi agar bisa mengurangi resiko bencana bila suatu saat terjadi bencana lagi. 

"Kita memiliki cara tersendiri memperingati 15 tahun tsunami. Diharapkan dengan film Ajarkan Aku Aceh ini, penonton bisa tau apa yang harus di lakukan bila bencana itu datang." jelas Ambia. 

Dia juga menambahkan bahwa kegiatan ini terlaksana atas partisifasi komunitas kreatif kota Banda Aceh, mereka terdiri dari film maker, seniman, actor/aktris, animator, design serta komunitas kreatif lainnya. 

Salah seorang pemeran utama, Muhammad Birri menjelaskan bahwa peran sebagai orang yang pahan tentang evakuasi dan mitigasi bencana tidak mudah, apalagi baru pertama sekali main film. 

"Ini benar-benar sangat seru, peran saya sebagai Gam Pacok yang berprofesi sebagai tukang becak menjadi tantangan luar biasa. Belum lagi harus mengafal scenario yang didalamnya ada hadih maja Aceh, ini keren sekali," jelas Birri. 

Film yang berdurasi 50 menit ini menjadi puncak dari kegiatan mengenang syuhada korban Gempa dan Tsunami Aceh. Pemeran utama lainnya ada Farah Faizah, yang merupakan putri pariwisata Aceh 2019 ini juga memuji para kru film yang selalu membuatnya merasa tenang di lokasi syuting. 

Perempuan berdarah Aceh ini lahir di Kuala Lumpur, 03 Mei 2000 silam. Segudang prestasi telah dia ukir seperti Juara I DBL Dance Aceh 2016, Juara I Duta Lingkungan Kota Banda Aceh 2016, Juara III Festival Multikultur BPNB, Pontianak 2017, Duta Wisata Kota Banda Aceh 2019 dan Putri Pariwisata Nusantara Aceh 2019 hingga sekarang.

Begitu juga dengan artis Aceh, M Isya atau yang akrap disapa dengan Bang Prak. Dia menjadi supir mobil dalam film ini. Selain bkocak dan humoris, bang prak juga mampu memberikan informasi kepada Ros dan Ema selaku wisatawan yang menumpangi mobilnya. 

Bang prak yang juga merupakan korban tsunami asal lamno ini menjadi yatim piatu. Masa remajanya tanpa ada kedua orang tua dan sanak family. Dia tumbuh hingga kini menjadi artis Komedian Aceh. 

"Saya sebagai korban tsunami tetap semangat dan terus menghadapi perjalanan hidup ini dengan gembira dan tak perlu bersedih. Film ini telah memberi ruang bagi saya untuk menghibur korban gempa dan tsunami lainnya yang senasip dengan saya," jelas Insya. 

Sinopsis Film 

Ros dan Ema adalah Wisatawan Malaysia yang sedang liburan di Aceh. Ros takut akan Gempa dan Tsunami tiba-tiba terjadi lagi. Dalam pikirannya Aceh adalah daerah yang menakutkan untuk dikunjungi. Perjalanannya berubah dengan hadirnya Gam Pacok. Dia hanyalah tukang becak biasa, akan tetapi memiliki pengetahuan tentang mitigasi dan evakuasi bencana gempa dan tsunami.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda