Beranda / Berita / Aceh / Nasir Djamil: Radikal Jangan Selalu Dilibatkan dengan Terorisme

Nasir Djamil: Radikal Jangan Selalu Dilibatkan dengan Terorisme

Rabu, 13 November 2019 22:40 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Berbicara soal terorisme pasti umat Islam yang selalu disudutkan dan dipojokkan. Padahal Islam tidak pernah mengajarkan terorisme dan kekerasan.

Begitulah yang disampaikan Anggota DPR RI asal Aceh, Nasir Djamil saat mengisi Training Kebangsaan yang diselenggarakan Forum Komunikasi Mahasiswa Manejemen Dakwah (FKM-MD) se-Indonesia di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu (13/11/2019).

"Kami di Komisi III (DPR RI) sering ingatkan kepada BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan jajaran Polri bahwa penegakkan terorisme itu harus berdaulat, jangan jadi pesanan asing," kata Nasir Djamil dalam materinya.

Kemudian ia juga menyoroti soal kata radikal yang selalu dikaitkan dengan terorisme. Menurutnya ini sebuah pemaknaan yang salah dan perlu diluruskan.

"Radikal adalah mengubah dengan cepat dan menjebol dari akar-akarnya. Radikal itu bermakna positif," kata Nasir Djamil.

"Jokowi memilih Menteri Agama dan Menteri Pendidikan yang tidak sesuai latar belakang merupakan langkah yang radikal, sebab menginginkan perubahan. Jadi jangan selalu dikaitkan dengan terorisme, bahaya!" tegas Anggota DPR RI yang juga Ketua Forum Bersama (Forbes) Aceh di parlemen itu.

Ia berharap pemerintah sebaiknya fokus mengurusi bagaimana meningkatkan ekonomi dan daya saing masyarakat, daripada menakutkan publik dengan isu Islam teroris ini.

"BPJS naik. Janji pertumbuhan ekonomi naik tujuh persen, nyatanya hanya lima persen. Harusnya fokus selesaikan ini dulu yang lebih penting," ungkapnya.

Ia menganggap lahirnya orang-orang radikal dengan kekerasan dan terorisme ini akibat tingginya kesenjangan sosial.

"Pemerintah harus mencegah gesekan dan mengubah gaya kepemimpinan seperti sekarang, kalau tidak keadaan akan semakin panas," pungkasnya. (sm)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda