Beranda / Berita / Aceh / Nurchalis: Dirgahayu NKRI ke-76 dan MoU Helsinki, Mari Bangkit Bangun Negeri

Nurchalis: Dirgahayu NKRI ke-76 dan MoU Helsinki, Mari Bangkit Bangun Negeri

Rabu, 18 Agustus 2021 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurchalis, S.P, M.P. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Semangat HUT NKRI Ke-76 adalah momentum sejarah bagi Indonesia dan semangat luar biasa bagi masyarakat.

Dialeksis.com, Rabu (18/08/2021) yang langsung menghubungi Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurchalis, S.P, M.P untuk diwawancarai langsung perihal bagaimana menyikapi HUT NKRI ke-76.

Dirinya mengatakan, tentunya hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 ini merupakan usia yang sudah cukup matang dalam bernegara dan berbangsa.

“Makanya diambil tema yang sangat spesifik, yaitu Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh,” ucapnya.

Kemudian ia mengatakan, maksud dari tema yang diambil, yaitu Indonesia tangguh dari segi apapun, dan Indonesia Tumbuh yang dimana tumbuh pula daya saingnya, tumbuh juga semangatnya untuk menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Setiap tahun perayaan HUT RI selalu disambut dengan gempita oleh rakyat, namun untuk 2 tahun ini agak sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dari penyambutannya. Ini terjadi karena beberapa hal yang salah satunya Dunia, Indonesia sedang mendapat musibah yaitu pandemi Covid-19 yang kita tidak tahu kapan ini akan berakhir. Namun, kita tetap merayakan HUT RI ini dengan sangat sederhana,” tegasnya.

Adapun dirinya menjelaskan, dan tentu ini juga merupakan momen yang sangat bersejarah juga bagi Aceh tepat 2 sehari sebelum HUT RI ke-76, Aceh juga merayakan momentum bersejarah yaitu 16 Tahun MoU Helsinki.

“Dan momentum 16 MoU Helsinki juga disambut sangat sederhana tahun ini, dan tentu kedua perayaan ini menjadi momentum yang luar biasa dan sangat bersejarah bagi Indonesia dan Aceh tentunya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, tahun-tahun sebelumnya, perayaan bersejarah ini dirayakan sangat gempita dengan euforia yang luar biasa dimana-mana, bahkan sampai kedesa-desa kecil sekaligus.

“Namun, tahun ini dirayakan dengan refleksi sederhana, dan menurut saya jangan mengurangi semangat dan euforia itu sendiri, semangat daripada kedamaian yang sudah kita raih, namun bagaimana kita jadikan kedamaian itu menjadi kebangkitan dan kita satukan dengan komitmen dan kemerdekaan NKRI, yang berarti Aceh Tangguh dan Aceh Tumbuh,” tukasnya.

Selanjutnya ia mengatakan, dan dalam hal ini kita juga harus menyikapi dan memahami bagaimana kondisi Aceh yang sebenarnya, yang dimana kita ketahui bersama dan memprihatinkan kita semua, dari sisi persoalan ekonomi, kesejahteran, kebersamaan yang ada di Aceh.

“Momentum ini harus kita kolaborasikan menjadi semangat u’khuah, kebersamaan, yang menyatu dalam satu komitmen dan bagaimana kita bangkitkan Aceh ini menjadi Aceh yang bermartabat, berdaulat, tangguh dan tumbuh. Jangan sampai Aceh dianalogikan oleh orang-orang menjadi Aceh termiskin,” tegas Nurchalis.

Nurchalis juga menyikapi perihal pedagang-pedagang musiman yang menjual bendera dalam menyambut HUT RI, yang dimana ia mengatakan, adapun mereka (Pedagang Bendera) yang menyambut kemerdekaan dengan berjualan bendera merah putih tentu harus diperhatikan juga.

“Para pedagang ini merupakan penyedia daripada simbol-simbol kedaulatan negara dengan bermacam-macam aksesoris, dari jenis bendera yang kecil sampai yang besar, dan juga dengan bentuk ragam hasil kreasi mereka. Namun, adapun harapan mereka tidak sesuai yang diharapkan, hal ini disebabkan karena adanya pandemi dan juga PPKM, saya sangat yakin modal yang dikeluarkan mereka juga tidak sebanding dengan pendapatan mereka,” ujar Nurchalis.

Kemudian lagi, Nurchalis mengatakan, tahun-tahun sebelumnya, perayaan daripada NKRI dirayakan dengan sangat meriah, dengan segala jenis lomba dan juga pasar malam juga yang dimana disitu adanya perputaran ekonomi, dan tentu pedagang bendera ini juga turut hadir dan berpartisipasi dalam perputaran ekonomi ditengah masyarakat.

“Hari ini hal-hal perayaan itu tidak ada, sehingga perputaran ekonomi. Perayaan dan lomba itu bukannya tidak boleh dilakukan, namun ada beberapa hal yang membuat itu tidak dilakukan dengan euforia yang luar biasa karena kita sedang menghadapi pandemi Covid-19, sehingga jika perayaan itu dilaksanakan akan terjadi kerumunan dan akan membuat penyebaran Covid-19 semakin meluas dan cukup berbahaya bagi masyarakat,” jelasnya.

Lanjutnya, “Tentu pandemi ini juga membuat saya semakin prihatin, dan tentu kita semua segeralah berakhir pandemi ini, tentu dalam hal ini juga pemerintah harus segera mengambil atau membuat kebijakan strategis yang dimana kekhawatiran itu ditakutkan akan membuat kesejahteraan masyarakat menurun dan membuat krisis ekonomi meningkat,” tegas Nurchalis.

Sementara itu, Nurchalis juga menyampaikan pesan-pesan kepada generasi muda juga, “Adapun yang pertama kita ingin menitipkan generasi muda, bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan beribu-ribu pulau, bermacam suku, bermacam bahasa dan adat budaya, berbanggalah menjadi anak bangsa karena negara dan bangsa ini dititipkan untuk kalian kedepan dan memimpin lebih baik. Jadilah pemuda-pemudi yang berintegritas, yang bermoralitas, dan berkapasitas. Sehingga kalian bisa mengelola bangsa yang besar dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah untuk kesejahteraan Indonesia, Dirgahayu Republik Indonesia ke-76. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, Dan juga tak lupa saya selaku anak nanggroe, Selamat Ulang Tahun Agreement MoU Helsinki antara Gerakan Aceh Merdeka dan Republik Indonesia dalam kedamaian seutuhnya untuk Aceh yang sangat kita cintai,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda