DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pendidikan Aceh memastikan tengah menyusun formula perencanaan dan implementasi untuk mewujudkan pendirian SMA Unggul di seluruh kabupaten/kota Aceh. Program ini merupakan bagian dari agenda strategis sektor pendidikan di bawah kepemimpinan Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem).
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., MSP, mengatakan penyusunan formula tersebut sangat krusial agar konsep SMA Unggul tidak hanya menjadi gagasan, tetapi benar-benar dapat dijalankan secara terukur, sistematis, dan berkelanjutan.
“Kami sedang merumuskan formula perencanaan dan tahapan implementasi SMA Unggul, mulai dari standar seleksi sekolah, peningkatan kompetensi guru, penyelarasan kurikulum, hingga skema pembiayaan yang efektif,” ujar Murthalamuddin kepada Dialeksis di Banda Aceh, Senin 17 November 2025.
Menurutnya, model SMA Unggul harus dirancang dengan matang, termasuk memperhatikan pemerataan wilayah, kesiapan manajemen sekolah, kapasitas guru, dan dukungan anggaran dari pemerintah daerah. Ia menegaskan, program ini bukan sekadar penambahan gedung atau fasilitas, melainkan pembenahan ekosistem pendidikan secara menyeluruh.
“Tujuannya adalah memastikan SMA Unggul benar-benar melahirkan lulusan yang memiliki daya saing kuat, baik secara akademik maupun karakter. Karena itu, kami melakukan perencanaan detail agar program ini tidak berhenti di level konsep,” tambahnya.
Sebelumnya, anggota DPRA Ali Basrah menyatakan dukungan penuh terhadap gagasan Gubernur Muzakir Manaf untuk membentuk sekolah unggul di 23 kabupaten/kota. Disdik Aceh kini menyelaraskan rancangan teknis program tersebut dengan arah kebijakan yang didorong DPRA.
Murthalamuddin menyebut pihaknya juga akan melibatkan pemangku kepentingan lain, seperti pemerintah kabupaten/kota, organisasi profesi guru, akademisi, hingga mitra pendanaan seperti BUMD dan lembaga penyalur dana CSR.
“Kami ingin program ini memiliki fondasi kuat, sehingga bisa berjalan melewati satu periode pemerintahan. Karena itu, desain tata kelola dan pembiayaan harus dirumuskan secara komprehensif sejak awal,” ujarnya.
Disdik Aceh sedang menuntaskan penyusunan Standard Operating Procedure (SOP), indikator kinerja, serta pedoman operasional sebagai dasar pelaksanaan di lapangan. Setelah dokumen teknis selesai, pemerintah berencana menjalankan pilot project di sejumlah lokasi terpilih.
“Kita ingin bergerak cepat, tetapi tetap berbasis kualitas perencanaan. Pilot project akan menjadi dasar untuk menyempurnakan model SMA Unggul sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota,” kata Murthalamuddin.
Program SMA Unggul disebut sebagai salah satu investasi terpenting dalam penguatan sumber daya manusia Aceh. Murthalamuddin memastikan Dinas Pendidikan Aceh akan bekerja maksimal untuk memastikan gagasan tersebut dapat diwujudkan di era pemerintahan Muzakir Manaf.
“Ini momentum penting bagi transformasi pendidikan Aceh. Kita siap bekerja keras untuk mewujudkan SMA Unggul yang memberikan manfaat nyata bagi generasi muda Aceh,” tutupnya.