Beranda / Berita / Aceh / Penguatan Budaya dan Bahasa Alas di Agara Sudah Mulai Diterapkan

Penguatan Budaya dan Bahasa Alas di Agara Sudah Mulai Diterapkan

Rabu, 13 Oktober 2021 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tenggara, Bakri Saputra, S.Pd.,M.Si. [Foto: Serambinews.com]


DIALEKSIS.COM | Aceh Tenggara - Pendidikan dasar SD/SLTP di Aceh Tenggara (Agara) memasuki babak baru yang membanggakan, setelah puluhan tahun didaerah ini tidak memiliki dasar hukum pengajaraan penguatan adat istiadat dan budaya Alas di Sekolah Dasar dan Menegah Pertama.

Namun, pada kepemimpinan Raidin-Bukhari telah dibuatkan Peraturan Bupati yang mengatur strategi pemahaman adat budaya Alas pada para siswa di seluruh sekolah Aceh Tenggara. Ini sangat membanggakan karena menjadi bagian dari pelestraian adat budaya lokal yang ada jangan sampai tergerus oleh zaman dan pergantian generasi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tenggara, Bakri Saputra, S.Pd.,M.Si mengatakan, project ini sudah berjalan dan sudah di proses sejak tahun 2020. Dan sudah dimulai di tahun 2021.

“Pelaksanaan project ini mengangkat bahasa dan budaya Alas di Aceh Tenggara, dan dilakukan di 3 kecamatan,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Rabu (13/10/2021).

Kemudian, di Tahun 2022, Kata Bakri, akan diberlakukan 100 persen. “Untuk saat ini masih diberlakukan di SD dan SMP saja, sedangkan untuk SMA itu kewenangan Provinsi, cuma kita akan koordinasikan juga agar bisa diberlakukan di SMA juga,” tukasnya.

Adapun target besarnya dari project ini, Kata Bakri, bertujuan untuk melestarikan budaya Alas di Aceh Tenggara.

“Di Aceh Tenggara ini mayoritas memang Alas, dan di Aceh, orang Alas mungkin hanya ada di Aceh Tenggara saja. Kalau untuk orang Gayo mungkin sudah ada dimana-mana, kemudian suku-suku yang lain juga, sedangkan untuk suku Alas ini, kemudian kita melihat dari perkembangan zaman dan teknologi, budaya ini sudah banyak yang hilang,” Kata Bakri.

Oleh karena itu, Bakri mengatakan, melalui pilar project ini, kita mulai kembali untuk melestarikan budaya Alas.

“Dari sejak dini kita menerapkan budaya alas ini, agar kedepannya siapapun yang ada di Agara agar dapat mengenal adat Alas itu,” jelasnya.

Kemudian, Contojnya, Kata Bakri, misalkan ada acara pernikahan, saat ini sudah tidak menggunakan bahasa Alas, tapi sudah menggunakan bahasa Indonesia.

“Jadi seperti tidak cinta dengan sukunya sendiri, apalagi muda-mudi kita hari ini, mau itu berkomunikasi, chatting di Whatsapp, atau menggunakan Social Media itu jarang sekali menggunakan bahasa Alas khususnya di Aceh Tenggara,” ucapnya.

Bakri mengkhawatirkan, semakin lama dan semakin kesini budaya Alas itu semakin tergerus dan hilang.

“Itu yang dikhawatirkan. Budaya dan Bahasa Alas itu bisa hilang, karena itu sejak dini kita harus mengenalkan budaya dan bahasa Alas itu kepada generasi muda-mudi sejak dini, ibaratkannya orang Alasnya ada, tapi bahasanya itu tidak ada, itu yang ditakutkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ia juga menyampaikan, dalam project ini tidak hanya bahasa saja yang dikuatkan, tapi budayanya juga, adat istiadatnya juga, dan cagar budayanya juga.

“Keseluruhannya akan dikuatkan disini, nanti bukunya akan kita rancang dengan sebaik-baiknya, nanti kelas SD dan SMP nya akan kita pilah, dari kelas 1, 2 , dan 3, jadi akan tertata sesuai tingkatannya. Karena saya melihat, dari kita cinta dengan muatan lokal dan budaya ini, disana pendidikan karakternya juga sangat kuat,” tukasnya.

Bakri mengharapkan, kedepannya, mudah-mudahan dengan adanya muatan lokal ini, karakter anak juga dari seni dan budayanya juga bisa berubah.

“Mudah-mudahan Adat Budaya Aceh khususnya adat budaya Alas bisa lestari, dan anak-anak bisa memahami adat budaya lokalnya sendiri, sejak dini dari TK sampai SMA sampai diperguruan tinggi mereka mengenal dengan adat-adat budaya mereka sendiri dan mereka tidak malu dan justru bangga dengan adat budaya Alas, dan diharapkan masyarakat Aceh Tenggara mendukung program ini, walaupun program ini dari tahun 2020, baru kita terbitkan pergubnya, kami memohon dukungan dari semua pihak untuk saling bekerjasama agar program ini bisa berjalan dan melestarikan budaya Alas di Aceh Tenggara,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda