Beranda / Berita / Aceh / Peringatan Damai Aceh di Meuligoe Wali Nanggroe, Sejumlah Massa Ingin Kibarkan Bendera Bintang Bulan

Peringatan Damai Aceh di Meuligoe Wali Nanggroe, Sejumlah Massa Ingin Kibarkan Bendera Bintang Bulan

Minggu, 16 Agustus 2020 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haytar Menggunakan Helicopter untuk menghadiri kegiatan peringatan hari damai Aceh di Aceh Utara.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh – Pada peringatan hari damai Aceh 15 Agustus 2020 yang dipusatkan di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh sempat terjadi sedikit kericuhan antara sekelompok massa yang terdiri dari masyarakat dan KPA dengan aparat keamanan TNI/Polri yang bertugas mengamankan rangkaian agenda peringatan 15 tahun perdamaian Aceh. 

Kericuhan terjadi ketika semua agenda kegiatan peringatan hari damai Aceh usai dilaksanakan. Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar, Ketua KPA/PA H. Muzakir Manaf (Mualem), Ketua DPRA H. Dahlan Jamaluddin dan Kapolda Aceh Irjen Pol. Wahyu Widada akan menuju Langkahan, Aceh Utara menggunakan helicopter untuk menghadiri kegiatan peringatan hari damai disana sesuai agenda yang telah diatur.

Saat itulah massa bergerak memasuki area Meuligoe Wali Nanggroe tepatnya ke arah tiang bendera untuk mengibarkan bendera bintang bulan. Keinginan massa tersebut langsung dihalau oleh aparat keamanan TNI/Polri, kericuhan pun tidak dapat dihindari. Aparat keamanaan sempat menyita sejumlah bendera bintang bulan yang dibawa massa.

Juru Bicara KPA Pusat Azhari Cage menjelaskan, Ia kemudian turun langsung ke tengah-tengah massa, untuk menenangkan keadaan. Massa kemudian meminta dirinya untuk mengambil kembali bendera bintang bulan yang disita aparat keamanan. 

“Kita kemudian melakukan perundingan dalam hal ini dengan Dandim dan Kapolres, bendera tersebut kemudian diserahkan kembali,” kata Azhari Cage. 

Azhari juga membantah sejumlah pemberitaan yang menyebutkan bahwa massa mengejar Wali Nanggroe dan Mualem. “Massa hendak menuju tiang bendera, yang posisinya searah dengan helicopter yang ditumpangi Wali Nanggroe dan Mualem,” kata Azhari menjelaskan. 

Mengutip pernyataan salah seorang massa kepada dirinya, Azhari menyebutkan, mereka hanya ingin menaikkan bendera bintang bulan di salah satu tiang bendera yang ada di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe Aceh. 

“Aparat keamanan tidak mengizinkan itu (pengibaran bendera bintang bulan), kemudian terjadilah sedikit kericuhan,” kata Azhari.

Sementara itu, Kepala bagian (Kabag) Humas dan Kerjasama Lembaga Wali Nanggroe M. Nasir, S.IP, MPA menjelaskan hal yang serupa, bahwa kericuhan terjadi karena keinginan sejumlah massa yang ingin menaikkan bendera bintang bulan dan dihalangi oleh aparat keamanan. 

“Begitu memasuki kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, massa yang membawa bendera bintang bulan langsung menuju ke arah tiang bendera untuk mengibarkan bintang bulan,” kata M. Nasir.

M. Nasir juga menjelaskan, terkait keberangkatan Wali Nanggroe dan rombongan menggunakan helicopter ke Aceh Utara merupakan agenda yang telah ditetapkan dalam schedule peringatan 15 tahun perdamaian Aceh. 

“Selesai kegiatan di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, Paduka Yang Mulia dan rombongan langsung terbang ke Aceh Utara karena disana juga ada sejumlah agenda yang harus dihadiri Wali Nanggroe,” sebut M. Nasir.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda