Beranda / Berita / Aceh / Perkataan Ketua HKTI Bireuen Bukan Berdasarkan Data Riil Dilapangan

Perkataan Ketua HKTI Bireuen Bukan Berdasarkan Data Riil Dilapangan

Kamis, 26 Mei 2022 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Kadis Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Irwan SP M.Si. [Foto: For Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Bupati Bireuen Dr. H. Muzakkar A Gani M.Si melalui Kadis Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Bireuen, Irwan SP M.Si membantah peryataan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bireuen Zarkachi yang menyebutkan bahwa selama kepemimpinan Muzakkar, perhatian untuk petani sangat berkurang.

Irwan SP mengatakan apa yang disampaikan oleh Ketua HKTI Kabupaten Bireuen bukan berdasarkan data riil dilapangan. 

Baca juga: Janji Kampanye Sektor Pertanian Tak Direalisasi, Ketua HKTI Kritisi Kepemimpinan Bupati Muzakkar

"Selama ini kita telah banyak membantu para petani di Kabupaten Bireuen. Petugas PPL kita dilapangan siap selalu memberikan penyuluhan untuk petani-petani yang ada di Gampong-gampong," kata Irwan SP, Kamis (26/5/2022) kepada Dialeksis.com.

Misalnya untuk tahun 2019 lalu perhatian Bupati Bireuen untuk petani jagung sangat luar biasa. 

"Saat itu kita membantu 11 ribu hektar benih jagung untuk petani jagung. Meski uang daerah waktu itu tidak ada. Saat itu kita cari sumber anggaran dari APBA dan APBN," sebut Irwan SP.

Tahun 2021 kita juga membantu bibit padi untuk petani Bireuen. 

"2022 ini kita juga membuat gerakan pemangkas kakau. Kita nanti kita akan membuat pelatihan untuk petani kakau. Saat ini kakau memang kurang diminati karena penyakit. Setelah pelatihan ini nanti pasti akan banyak masyarakat akan beralih bertani kakau lagi," jelas Kadis Pertanian ini.

Untuk sektor pemberdayaan petani. Kata Irwan pihaknya membuat sekolah lapang yang diikuti sebanyak 34 kelompok tani. Tujuan untuk meningkatkan produksi pertanian.

"Para petani diajarkan cara mengolah tanah, memberikan pupuk," ujarnya.

Saat ini, kata Irwan, pihaknya dari Dinas sedang menggarap petani jagung untuk tidak lagi mengharapkan ketergantungan pada Pemerintah. Seperti di Gampong Blang Gandai, Cot Meugoe, Blang Panah. 

"Petani jagung ini kita dorong untuk meminjam modal di Bank BPRS Mustaqim. Nanti saat panen uang yang diambil di Bank dikembalikan ke Bank," sebut Irwan.

Menyangkut dengan kelangkaan Pupuk, kata Irwan, memang hampir tiap tahun terjadi kelangkaan ini disebabkan karena besar kebutuhan dari pada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah. 

"Kebutuhan dilapangan besar hampir 70 persen tetapi yang sanggup dibantu oleh Pemerintah hanya 30 persen," tuturnya.

Pun demikian, menurut Irwan, sebenarnya untuk mengatasi kelangkaan pupuk bisa diantisipasi dengan cara memakai dana talangan terlebih dahulu. 

"Distributor menyalurkan pupuk bulan satu, bulan dua. Sementara petani membutuhkan Pupuk saat musim tanam bulan tiga. Oleh sebab itu dibutuhkan dana talangan untuk membeli pupuk saat disuplai oleh Distributor. Sehingga kelangkaan pupuk ini bisa diantisipasi," jelas Irwan sambil memperjelas bahwa dana talangan ini juga bisa digunakan dana desa. 

Menyangkut dengan waduk irigasi Aneuk Gajah Rhot Peudada, sebenarnya itu bukan ranahnya Pemda Bireuen melainkan ranahnya provinsi. 

"Tugas Pemda membantu petani sesuai dengan tupoksi di lapangan dilapangan," demikian kata Kadis Pertanian dan Perkebunan Bireuen. [FAJ]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda