Beranda / Berita / Aceh / Pertumbuhan Ekonomi Aceh Terkini, Masihkah Dilabeli Provinsi Termiskin se-Sumatera?

Pertumbuhan Ekonomi Aceh Terkini, Masihkah Dilabeli Provinsi Termiskin se-Sumatera?

Selasa, 10 Mei 2022 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar
Foto: dok. BPS Aceh

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perbandingan pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan I (Januari-Maret) tahun 2022 dengan triwulan IV (Oktober-Desember) tahun 2021 terkonstraksi mengalami penurunan sebesar -7,10 persen dengan migas dan terkonstraksi menurun sebesar -7,61 persen tanpa migas.

Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh yang merilis informasi terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi di Aceh.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan I tahun 2022 jauh lebih baik dibandingkan dengan triwulan I tahun 2021. Karena dari tahun ke tahun (triwulan I 2021-triwulan I 2022/YoY), ekonomi Aceh tumbuh sebesar 3,24 persen dengan migas dan tumbuh 2,40 persen tanpa migas.

Mengukur laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh dengan migas sebagaimana data grafik yang disajikan, memang secara YoY terlihat ada peningkatan, tetapi secara basis satu kuartal terlihat laju pertumbuhan Aceh menurun drastis.

Begitu juga dengan data grafik untuk laju pertumbuhan PDRB Aceh tanpa migas, secara YoY terlihat ada peningkatan, secara basis satu kuartal turun juga.

Menurut lapangan usaha, sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi Aceh triwulan I tahun 2022 secara YoY berasal dari perdagangan besar/eceran, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, pertambangan dan penggalian.

Sementara sumber pertumbuhan yang berdampak negatif untuk pertumbuhan ekonomi ialah konstruksi, industri pengolahan, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.

Laju pertumbuhan ekonomi regional provinsi se-Sumatera triwulan I tahun 2022 secara YoY memperlihatkan grafik bahwa dari sepuluh provinsi yang ada di pulau Sumatera, Provinsi Aceh berada pada urutan ke-7.

Sedangkan secara basis satu kuartal, Aceh menjadi provinsi dengan penurunan pertumbuhan ekonomi paling drastis se-Sumatera.

Tiga besar provinsi dengan laju pertumbuhan PDRB terbaik ialah, urutan pertama didominasi oleh Sumatera Selatan (5,15 persen), di susul oleh Riau (4,72 persen) dan pada posisi ketiga adalah Jambi (4,64 persen). Pertumbuhan PDRB ketiga provinsi ini juga telah melebihi nilai rata-rata Sumatera (4,03 persen).

Meskipun Provinsi Aceh secara kuartal triwulan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, lantas dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang masihkah Aceh dilabeli dengan provinsi termiskin se-Sumatera.

Sebenarnya, untuk menentukan apakah sebuah provinsi itu miskin atau tidak harus dilihat dari berbagai sub-indikator lainnya. Sangat tidak afdhol jika indikator yang dilihat hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi, karena faktor Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menjadi indikator pemicu persentase kemiskinan di provinsi.

Sekilas informasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di daerah tersebut. Menghitung PDRB bertujuan untuk membantu membuat kebijakan daerah atau perencanaan, evaluasi hasil pembangunan, memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian daerah.

Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.

PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda