DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Proses pemilihan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) periode 2026-2031 mulai menghangat. Dua nama besar, Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, ASEAN Eng dan Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., IPU, secara resmi mendaftarkan diri ke Biro Rektor USK sebagai calon rektor.
Keduanya menjadi tokoh awal yang mengembalikan berkas pendaftaran lengkap dan menegaskan kesiapannya untuk memimpin universitas terbesar di Aceh itu lima tahun ke depan.
Informasi yang diperoleh Dialeksis, pendaftaran calon Rektor USK telah dibuka secara resmi oleh Panitia Pemilihan sejak awal Oktober 2025. Dari hasil penelusuran redaksi, selain dua nama tersebut, terdapat sejumlah figur akademisi terkemuka yang telah mengambil formulir pendaftaran, namun belum secara resmi mengembalikan berkas dan mendaftar.
Nama-nama tersebut antara lain Prof. Dr. Mirza Tabrani, S.E., MBA., DBA, Dr. Drs. Syamsulrizal, M.Kes, Dr. Ir. Ramzi Adriman, S.T., M.Sc, Dr. Ir. Rizal Munadi, M.M., M.T, Prof. Dr. Teuku Mohammad Iqbalsyah, M.Sc, serta Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si.
Dari pantauan Dialeksis, mereka semua telah menunjukkan minat serius mengikuti kontestasi kepemimpinan kampus berjuluk Jantong Hatee Rakyat Aceh itu. Ataukah hanya ‘show force’ maupun sebatas consensus deal semata
Langkah Prof. Marwan dan Prof. Agussabti mengembalikan berkas lebih awal menandai dimulainya persaingan terbuka antara dua figur yang sama-sama memiliki rekam jejak panjang dalam manajemen akademik USK. Walaupun sebelumnya terjalin kesepakatan periode lalu bahwa cukup satu periode Prof Marwan, selanjutnya diberikan kepada Agussabti, namun waktu berkata lain.
Prof. Marwan, yang kini menjabat sebagai Rektor USK periode 2021 - 2026, dikenal luas sebagai sosok akademisi dengan latar belakang teknik sipil yang membawa sejumlah transformasi struktural dan digitalisasi di lingkungan kampus. Ia juga berperan dalam memperkuat jejaring internasional USK, termasuk memperluas kerja sama riset dan akreditasi internasional.
Sementara itu, Prof. Agussabti, tercatat pernah menjadi Wakil Rektor II Periode Rektornya Prof Samsul Rizal, saat ini dipercaya menjadi Wakil Rektor I periode kepemimpinan Prof Marwan, kembali maju dengan semangat membawa pembaruan. Dalam pernyataannya kepada Dialeksis, Agussabti menuturkan bahwa motivasinya mendaftar bukan sekadar ambisi pribadi, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk melanjutkan cita-cita besar menjadikan USK sebagai universitas unggul di tingkat nasional dan global.
“Semoga Allah mengabulkan doa dan usaha kita untuk amanah memimpin USK ke depan. Terima kasih atas segala doa dan dukungan. Insyaallah, bersama kita wujudkan USK yang lebih maju dan bermartabat,” ujar Agussabti.
Dari hasil penelusuran Dialeksis, proses seleksi calon rektor USK tahun ini akan berlangsung ketat. Selain faktor pengalaman dan visi akademik, dinamika internal kampus serta dukungan dari berbagai fakultas menjadi faktor penentu. Pemilihan rektor di USK umumnya melalui tiga tahapan utama: penjaringan, penyaringan, dan pemilihan akhir oleh Majelis Wali Amanat (MWA).
Tahap penjaringan sendiri melibatkan proses administratif dan verifikasi berkas oleh panitia universitas. Setelah itu, kandidat yang lolos akan mengikuti tahapan penyaringan, termasuk penyampaian visi dan misi di hadapan senat universitas. Dari sana, tiga nama dengan nilai tertinggi akan diajukan ke MWA untuk dipilih satu orang sebagai rektor terpilih.
Seiring berjalannya waktu pendaftaran, suasana kampus mulai ramai dengan diskusi di kalangan dosen dan mahasiswa mengenai figur ideal pemimpin USK ke depan. Beberapa pihak menilai, baik Prof. Marwan maupun Prof. Agussabti memiliki keunggulan masing-masing. Marwan dinilai unggul dalam stabilitas manajemen dan penguatan tata kelola, sementara Agussabti dikenal dekat dengan sivitas akademika dan membawa semangat reformasi kelembagaan karena memahami tata kelola keuangan dan birokrasi kampus.
Salah satu dosen senior USK yang enggan disebut namanya menyebut, “Kontestasi kali ini sangat menarik karena mempertemukan dua generasi kepemimpinan dengan visi yang sama-sama kuat. Namun, yang paling penting adalah bagaimana rektor baru nanti mampu menjawab tantangan globalisasi pendidikan tinggi.”
Panitia pemilihan rektor menjadwalkan batas akhir pengembalian berkas pada akhir Oktober 2025. Setelah itu, proses verifikasi dan penilaian kelayakan administrasi akan segera dilakukan. Jika tidak ada perubahan, tahapan penyaringan akan dimulai pada November, dan pemilihan oleh MWA dijadwalkan berlangsung pada awal 2026.
Dengan masuknya sejumlah nama besar ke gelanggang, Pemilihan Rektor USK 2026 - 2031 diperkirakan menjadi salah satu kontestasi paling kompetitif dalam sejarah universitas tersebut. Publik Aceh kini menanti, siapa sosok yang akan memimpin kampus kebanggaan rakyat Aceh ini menuju era baru antara keberlanjutan visi atau semangat pembaruan. [red]