DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus Hari Guru Nasional pada 25 November 2025, PGRI Aceh menyiapkan rangkaian kegiatan yang tidak hanya seremonial, tetapi menonjolkan aksi sosial, refleksi sejarah, serta kampanye penghargaan untuk guru.
Dengan tema "Dari Tanah Rencong untuk Cinta Guru Indonesia", PGRI Aceh mengajak masyarakat melihat kembali peran guru sebagai penopang peradaban dan penjaga masa depan bangsa.
Sejumlah agenda yang telah disiapkan mencerminkan semangat tersebut. Program donor darah bertajuk "Setetes Darah Sejuta Cinta" digelar sejak 20 hingga 29 November 2025 sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan.
Pada 21 November, PGRI Aceh menginisiasi Doa dan Samadiah Serentak untuk para guru, termasuk mereka yang menjadi korban konflik dan tsunami--sebuah penegasan bahwa profesi guru tidak pernah terlepas dari sejarah panjang Aceh.
Selain itu, generasi muda dan para pelajar diajak mengekspresikan apresiasi melalui Video Kreatif "Mutiara Cinta untuk Guruku" pada 22-28 November. PGRI juga menghadirkan Seminar Digitalisasi Pembelajaran pada 24 November untuk membahas tantangan dan inovasi pendidikan di era teknologi.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Plt Kadisdik Aceh, Murthalamuddin, dan Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari, serta ketua panitia, Nurhayati. Sejumlah asosiasi organisasi profesi guru lainnya juga ikut berpartisipasi, seperti PERGUNU, IGTKI, IGI, dan Kobar GB.
"Ini momentum untuk merayakan semangat dan dedikasi para pendidik yang tanpa lelah membangun generasi bangsa," kata Ketua PGRI Aceh, Al Munzir S.Pd.I., M.Si, Jumat.
PGRI Aceh berharap rangkaian kegiatan ini menjadi ruang apresiasi sekaligus pengingat bahwa kualitas pendidikan tidak akan terwujud tanpa guru yang kuat, dihargai, dan sejahtera. Guru Hebat, Indonesia Kuat.