Beranda / Berita / Aceh / PISPI Aceh: Ketahanan Pangan Kita Surplus, Tinggal Tingkatkan Nilai Tambah

PISPI Aceh: Ketahanan Pangan Kita Surplus, Tinggal Tingkatkan Nilai Tambah

Sabtu, 20 Februari 2021 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni

Ketua PISPI Aceh,  Azanuddin Kurnia (kiri) bersama Rektor IPB, Prof Arif Satria. [Foto: Roni Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Aceh, Azanuddin Kurnia mengatakan, ketahanan pangan Aceh surplus sekitar 300 ribu ton beras untuk per tahun.

Hanya saja, lanjut Azanuddin, Aceh masih kurang dalam hal peningkatan nilai tambah dari hasil pertanian itu sendiri.

"Jadi, umumnya petani setelah panen, jual gabahnya ke luar daerah, seperti ke provinsi tetangga di Sumut. Maka nilai tambahnya dinikmati provinsi tetangga," ungkap Azanuddin saat berkunjung ke Redaksi Dialeksis dan Studio Jalan Ary Official, Sabtu (20/2/2021).

"Kalau itu bisa dimaksimalkan di Aceh, maka akan jadi nilai tambah yang bisa dinikmati oleh para petani kita," tambahnya.

Ketua PISPI Aceh berujar, selain beras, Aceh juga punya jagung dan cabe merah yang menjadi surplus. Kemudian ada Kopi Gayo yang dikenal hingga level internasioanl dan juga komoditi perkebunan sawit.

PISPI Aceh juga mendorong agar segera dibangun pelabuhan di Aceh untuk ekspor terutama hasil sawit ke luar.

"Apabila ini diekspor dari Aceh langsung, tentu akan mengurangi biaya transportasi. Misal CPO ongkos ke Medan sampai Rp 400-600, nah kalau seandainya ada pelabuhan kita, tentu uang transportasi itu bisa dipangkas dan dinikmati oleh petani," pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria mengatakan, teknologi di bidang pertanian harus terus didorong. Kemudian kolaborasi perlu dibangun untuk menghasilkan banyak inovasi dan kreativitas di bidang pertanian.

"Masa pandemi ini pertanian merupakan sektor yang paling tahan banting. Lebih dari itu, pandemi menjadi berkah untuk pertanian karena bisa tumbuh 2,5 persen dan ekspor meningkat 15 persen," ujar Prof Arif Satria.

"Ini menunjukkan fokus pembangunan pada sektor pertanian sudah menjadi keniscayaan, apalagi memang lahan kita cukup bagus, tinggal soal SDM sama teknologi. Saya kira itu yang harus diselesaikan," tambahnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda