Beranda / Berita / Aceh / Plt. Gubernur Aceh Terus Pacu Pembangunan Strategis

Plt. Gubernur Aceh Terus Pacu Pembangunan Strategis

Minggu, 13 September 2020 16:34 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto. [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, terus berupaya agar kegiatan-kegiatan strategis peninggalan para pimpinan Aceh terdahulu bisa terus dipacu untuk diselesaikan.

Proyek strategis tersebut mulai dari peninggalan mantan Gubernur Aceh Ibrahim Hasan, Abdullah Puteh, Irwandi Yusuf hingga Zaini Abdullah. Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto di Banda Aceh, Minggu (13/9/2020).

"Pak Nova dengan dukungan penuh para bupati dan walikota berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan tersebut demi kepentingan hajat hidup masyarakat, walaupun hambatan-hambatan yang bersifat politis terus menerpa," ujar Iswanto.

Diantara proyek strategis tersebut adalah lanjutan pembangunan rumah sakit regional, Irigasi Sigulai, Kapal Fery, Ruang Jalan yang dulu dinamakan Gadiagalaska, hingga Ongkology.

Rumah Sakit Regional

Iswanto menjelaskan, pembangunan rumah sakit regional sudah dimulai sejak era kepemimpinan Zaini Abdullah dengan skema awal pinjaman. Namun kemudian saat Irwandi-Nova memimpin, pembangunan RSU Regional tersebut tetap dilanjutkan dengan skema menggunakan dana otsus.

Berdasarkan data yang dirilis Iswanto, ada empat Rumah Sakit Regional yang dibangun dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp.1,5 Triliun. Keempat rumah sakit tersebut masing-masing terletak di Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Langsa.

Dari jumlah anggaran Rp 1,5 T tersebut baru terealisasi sebesar Rp. 657 M sampai tahun 2019 dan Rp.103 M untuk tahun 2020. Artinya, untuk menuntaskan pembangunan tersebut Aceh masih membutuhkan Rp. 817 M.

"Adapun tujuan pembangunan rumah sakit regional ini adalah untuk menambah rasio tempat tidur pasien. Hal ini cukup penting mengingat per tahun 2017 rasio tempat tidur pasien adalah 1,66/1.000 penduduk Aceh," kata Iswanto.

Tujuan selanjutnya adalah guna mendukung beban jumlah pasien yang ditampung Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh serta memperpendek rentang pelayanan kesehatan dengan RSUDZA.

Tujuan lainnya dari pembangunan rumah sakit regional tersebut adalah sebagai pembangunan lanjutan dari apa yang sudah dibangun oleh pemimpin sebelumnya. Selanjutnya adalah guna menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo pada Musrenbangnas 2020 untuk manambah rasio tempat tidur pasien.

Pembangunan Irigasi Sigulai

Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di Simeulue sebagai daerah kepulauan, maka Nova menggagas pembangunan Irigasi Sigulai yang terletak di Kecamatan Simeulue Barat dengan memanfaatkan sungai sepanjang 8,07 km. Irigasi ini ditujukan untuk penanaman padi dan palawija yang akan digunakan oleh 8 (delapan) desa, dengan Jumlah Petani 1.300 penggarap.

Iswanto mengatakan, sebagaimana irigasi yang ada, pembangunannya selalu bertahap dan butuh waktu lama untuk bisa berfungsi. Maka pembangunannya dilaksanakan dengan sistem tahun jamak yang membutuhkan dana sebesar Rp 178,49 M, dimana pada tahun 2020 ini sudah tersedia dana sebesar Rp 43,24 M.

Dengan berfungsinya irigasi ini diharapkan Simeulue mampu memproduksi gabah 19.850 ton/tahun Swasembada Pangan :80% kebutuhan Simeulue.

Pembangunan Jalan “Gladia Galaska”

Masih menurut Iswanto, Nova Iriansyah juga melanjutkan cita-cita pembangunan Aceh yang dimulai sejak 2002 di bawah kepemimpinan Abdullah Puteh, yaitu Jalan Ladia Galaska. Selama ini pembangunan Ladia Galaska disebut sangat minim dana yang tersedia dan menyebabkan penyelesaiannya sangat lama.

"Misalnya keinginan masyarakat bagian barat dan selatan Aceh akan jalan tembus Lamno “ Jantho sebagai jalur alternatif yang tak kunjung terealisasi lantaran curamnya medan yang ada. Perlu dilakukan penurunan level kecuraman agar layak dilalui kendaraan. Padahal pembangunan jalan itu sudah dicita-citakan sejak tahun 80-an," katanya.

Ladia Galaska memiliki empat belas ruas jalan yang sangat penting bagi pembangunan Aceh. 

Onkologi

Onkologi adalah Pusat Rujukan kanker untuk Provinsi Aceh. Selama ini para pasien dirujuk ke Jakarta dengan waktu tunggu 3-6 Bulan untuk kepentingan Radiasi dan Pasien membayar ongkos penginapan.

Dengan adanya onkologi di Aceh akan berdampak pada kecepatan penangan pasien (waktu tunggu menjadi pendek), dan biaya lebih murah ( Tidak ada biaya hidup tambahan). Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan ongkology ini berkisar Rp. 242 M.

"Sangat disayangkan jika proyek ini tidak didukung semua pihak, mengingat untuk kepentingan penderita kanker yang semakin hari semakin meningkat," kata Iswanto.

Iswanto menjelaskan, tender pembangunan onkologi sebelumnya pernah gagal dan kemudian dilelang ulang dan digugat, padahal Pemerintah Aceh tetap ingin agar rekanan yang mengerjakan Onkologi ini adalah yang profesional.

Kegiatan ini juga dilaksanakan secara tahun jamak agar dapat difungsikan secepatnya. Kesepakatan bersama antara Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh tentang pekerjaan Pembangunan & Pengawasan beberapa proyek melalui penganggaran Tahun Jamak (Multiyears) Tahun Anggaran 2019 “ 2021 tertuang dalam kesepakatan kerjasama Nomor : 14/MoU/2018 tanggal 26 Agustus 2018.

Kapal Fery

Dalam upaya penyediaan angkutan laut yang refresentatif, Pemerintah Aceh membangun tiga unit kapal fery rute Lintas Pantai Barat - Simeulue (1300GT) senilai Rp. 77,25M (34,7M + 42,5M). Lintas Ulee Lheue - Balohan (1100GT) dengan nilai Rp. 61,8M (27,8M + 33,99M) dan Lintas Singkil - Pulau Banyak (600GT) dengan nilai Rp 41,2M (18,5M + 22,6M).

Tujuan atau dampak yang diharapkan dari pembangunan kapal fery ini adalah untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, peningkatan konektivitas antar kepulauan, hingga untuk kemajuan sektor pariwisata dan pengiriman logistik.

Ketiga Fery ini yang diberi nama KMP. Aceh Hebat “ I, KMP. Aceh Hebat “ II, dan KMP. Aceh Hebat “ III juga dilaksanakan tahun jamak, dengan Kesepakatan Bersama Pemerintah Aceh dan DPRA No. 14/MOU/2018 “ 2688/2018 Tanggal 28 November 2018. []

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda