DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Dalam upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, khususnya komoditas beras, Polres Aceh Barat bersama Bulog Cabang Meulaboh melaksanakan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di wilayah hukum Polres Aceh Barat. Program ini merupakan bentuk sinergitas Polri dengan Badan Pangan Nasional serta BUMN dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di sejumlah wilayah hukum Polsek jajaran mulai Kamis, 7 Agustus 2025 hingga Kamis, 14 Agustus 2025, dengan waktu pelaksanaan pukul 09.00 WIB di masing-masing lokasi.
Kegiatan Gerakan Pangan Murah dijadwalkan berlangsung di sejumlah Polsek jajaran Polres Aceh Barat, dimulai pada Kamis, 7 Agustus 2025 di Polsek Johan Pahlawan dan Polsek Kaway XVI.
Keesokan harinya, Jumat, 8 Agustus 2025, kegiatan dilanjutkan di Polsek Johan Pahlawan, Polsek Meureubo, dan Polsek Bubon. Selanjutnya pada Selasa, 12 Agustus 2025, GPM digelar di Polsek Sungai Mas, Woyla, Pante Ceureumen, dan Samatiga.
Adapun Polsek Arongan Lambalek menjadi lokasi pada Rabu, 13 Agustus 2025, dan ditutup pada Kamis, 14 Agustus 2025 di Polsek Woyla Barat dan Woyla Timur.
Harga beras yang dijual dalam kegiatan ini dipatok sebesar Rp12.400 per kilogram atau Rp62.000 per sak (5 kg), dengan tujuan memberikan keringanan kepada masyarakat, khususnya dalam menghadapi gejolak harga bahan pokok.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Yhogi Hadisetiawan, S.I.K., M.I.K., melalui Kasi Humas IPTU Rahmat Qaswany menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam mendukung kebijakan pangan nasional serta hadir secara langsung membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
“Dengan adanya Gerakan Pangan Murah ini, kami berharap masyarakat terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini juga menjadi bentuk kehadiran negara melalui Polri untuk ikut mengatasi persoalan inflasi dan distribusi pangan,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga yang hadir di tiap lokasi, terlihat dari antusiasme masyarakat yang memanfaatkan momentum ini untuk membeli beras dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan harga pasar.[*]