DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Jumlah pengungsi Rohingya yang ditampung sementara di bekas Kantor Imigrasi Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, dilaporkan terus berkurang. Satu per satu, para pengungsi kabur dari lokasi penampungan. Kini, total yang tersisa hanya 93 orang dari semula 521 jiwa.
Awalnya, para pengungsi ini ditampung di Lhokseumawe setelah ditolak oleh warga di Kabupaten Bireuen pada November 2023, sebanyak 256 jiwa. Kemudian, pada April 2024, mereka juga ditolak oleh warga di Kabupaten Aceh Timur dan Sabang.
Hingga kini, keberadaan para pengungsi yang melarikan diri belum diketahui. Padahal, kamp penampungan tersebut dijaga ketat oleh petugas keamanan, serta didampingi oleh sejumlah petugas dari UNHCR dan IOM.
“Dari data terakhir, tersisa 92 orang. Tapi kemarin ada bayi lahir di kamp pengungsian, jadi totalnya menjadi 93 orang,” jelas Kepala Seksi Teknologi Informasi Keimigrasian, Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe, Izhar Rizky, kepada Dialeksis melalui sambungan telepon, Sabtu (24/5/2025).
Izhar Rizky menyebutkan bahwa pihak Imigrasi tidak mengetahui sampai kapan para pengungsi Rohingya ini akan tetap ditampung di Lhokseumawe. Keputusan relokasi pengungsi tersebut sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah.
“Jadi, sampai kapan mereka di situ, itu tergantung keputusan pemerintah daerahnya,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang pengungsi Rohingya, Monzur Alam, mengungkapkan kepada wartawan bahwa sebagian pengungsi memilih tetap tinggal di kamp karena masih menunggu kepastian dari UNHCR mengenai penempatan ke negara tujuan.
“Kami betah-betah saja di sini, orang Indonesia baik-baik. Kami bertahan di pengungsian karena ingin mendapatkan pendidikan, supaya kami bisa mewujudkan mimpi dan bekerja untuk menghidupi keluarga,” ujar Monzur.