DIALEKSIS.COM | Takengon - Hampir sebulan musibah banjir longsor yang melanda Sumatera, sampai Senin (22/12/2025) masih ada 49 desa di Kabupaten Aceh Tengah yang terisolasi. Korban sangat lelah, bertahan hidup dengan kemampuan terbatas.
Tenaga mereka terkuras, bergotong royong, saling menguatkan. Membuat tenda pengungsian, membuka jalan agar bisa dilalui walau untuk setapak. Membuat jembatan gantung, membangun jembatan ala kadarnya dan mengumpulkan sisa-sisa amukan banjir yang masih bisa digunakan.
Mereka bertahan hidup sambil menahan lapar, makan seadanya, jauh tidak sebanding dengan energi yang mereka keluarkan. Rumah hancur lebur, lahan pertanian dan perkebunan tertimbun lumpur, kayu dan batu.
Banyak diantara mereka sudah mulai sakit. Dibalut trauma, namun mereka harus bangkit mengerjakan apa yang bisa dikerjakan untuk tetap hidup. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah, relawan, hanya untuk mereka bertahan, agar nafas dan raga masih tetap menyatu.
Menurut data yang berhasil Dialeksis.com rangkum dari Kalak BPBD Aceh Tengah, Andalika, awal musibah banjir bandang ada 97 desa yang terisolasi. Berkat kerja keras semua pihak, hingga memasuki sebulan musibah ini, masih tersisa 49 desa yang terisolasi.
“Benar hingga hari ini, Senin (22/12/2025) masih ada 49 kampung yang terisolasi, tersebar di enam kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tengah,”sebut Andalika menjawab Dialeksis.com.
Terbanyak di Kecamatan Linge, ada 19 desa yang masih terisolasi, hanya bisa dijalani dengan tapak kaki, walau ada satu dua desa yang sudah bisa dipaksa dengan sepeda motor, namun untuk kendaraan roda empat belum bisa dilalui.
19 desa yang tersilosi di Kecamatan Linge; Pantan Nangka, Mungkur, Gewat. Desa Simpang Tiga Uning. Waq. Lumut, Ise-ise.
Desa Linge, Kuteni Reje. Delung Sekinel, Jamat, Reje Payung, Gemboyah. Arul Item, Antara, Pantan Reduk. Desa Umang, Kemerleng, dan Penarun.
Kecamatan Bintang, ada 6 desa; Serule, Atu Payung, Jamur Konyel, Gegarang, Kelitu dan desa Sintep. Untuk kecamatan Kute Panang, ada satu desa, yakni Atu Gogop. Kecamatan Silih Nara ada dua desa, Terang Engon dan desa Bius Utama Gantung Langit.
Kecamatan Rusip ada 12 desa; Kerawang, Pantan Tengah, Rusip, Atu Singkih, Pantan Bener, Pilar Jaya. Desa Pilar Wih Kiri. Tirmi Ara, Mekar Ayu, Arul Pertik dan Pilar.
Kecamatan Ketol ada 7 desa yang masih terisolasi; Bergang, Karang Ampar, Pantan Reduk, Serempah, Bah. Desa Bintang Pepara, Buge Ara, Kekuyang dan desa Burlah.
Menurut Andalika, berbagai pihak yang terlibat dalam masa tanggap darurat ini terus berupaya bekerja full out, membuka kawasan terisolasi ini. Berbagai kendala di lapangan harus dihadapi petugas, selain medan yang berat, juga persoalan teknis, karena masih belum tercukupi pasokan minyak untuk operasional.
Sementara ruas jalan yang masih mungkin dibuka baru, banyak sudah rute ruas jalan di perkampungan ini yang dipindahkan. Namun masih banyak juga ruas jalan yang sangat ekstrem, untuk membangun jembatan darurat saja, sangat susah.
“Kita tetap bergerak untuk membebaskan 49 desa lagi yang masih terisolasi. Petugas di lapangan dan semua pihak bahu membahu, agar perkampungan yang terisolasi ini dapat dilalui kendaraan roda empat,” sebut Andalika. [bg]
