Beranda / Berita / Aceh / Sering Anugrahi Gelar Adat Aceh, IMAM Kecewa Dengan Wali Nanggroe

Sering Anugrahi Gelar Adat Aceh, IMAM Kecewa Dengan Wali Nanggroe

Jum`at, 11 Maret 2022 11:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua IMAM, Tgk Muslim At-Thahiry. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ikatan Muslimin Aceh Mendaulat (IMAM) menyatakan sikap kecewa terhadap Wali Nanggroe Provinsi Aceh, Malik Mahmud Al Haythar yang kerap menganugerahi gelar adat Aceh kepada para elit Politik atau pejabat negara yang datang ke Aceh.

“Kami atas nama Ikatan Muslimin Aceh mendaulat (IMAM) yang juga bagian dari bangsa Aceh tidak bisa menerima gelar adat yang diberikan semberangan kepada tamu, apalagi tamu dari para elit politik yang nyata-nyata belum bisa memberi keuntungan untuk Aceh dan tidak pernah memperdulikan nasib bangsa Aceh dan bahkan kadang-kadang yang datang ke Aceh cuma untuk kepentingan politik saja menjelang tahun-tahun politik," ucap Ketua IMAM, Tgk Muslim At-Thahiry dalam keterangannya yang diterima Dialeksis.com, Sabtu (12/3/2022).

Kemudian, dirinya mengingatkan Wali Nanggroe harus selalu mengacu pada butir-butir MoU Helsinki yang dimana menurutnya, masih sangat jauh dari harapan dan UUPA. 

Tgk Muslim juga merasa heran terkait Wali Nanggroe dengan mudahnya memberikan gelar adat kepada tamu yang tak ada jasa untuk kemakmuran Aceh.

"Perlu kami ingatkan kepada Paduka Yang Mulia, Malik Mahmud Al Haythar bahwa jabatan Wali Nanggroe Aceh itu diperoleh dengan pengorbanan darah dan nyawa rakyat Aceh, maka Wali Nanggroe Aceh semestinya wajib meminta persetujuan rakyat Aceh terlebih dahulu atas setiap pemberian gelar yang mengatasnamakan Lembaga Wali Nanggroe Aceh kecuali gelar yang diberikan oleh pribadi Malik Mahmud bukan atas nama Lembaga Wali Nanggroe Aceh," tegasnya. 

Kemudian, Dia juga menambahkan, selaku umat muslim sudah sewajarnya secara moral clarity diperintahkan untuk selalu memuliakan tamu. Namun, seorang muslim juga sebaiknya juga jangan menyakiti perasaan rakyat Aceh saat akan memuliakan sesuatu.

Lebih lanjut, Tgk. Muslim juga mengingatkan agar Lembaga Wali Nanggroe Aceh tidak asal-asalan dalam memberikan gelar kepada elit politik atau pejabat publik sebagai sebuah mainan. 

"Pemberian gelar bukan permainan dan bukan asal-asalan! Kita bangsa Aceh sudah cukup pengalaman, coba bayangkan Aceh pernah menyumbangkan pesawat terbang untuk pusat. Aceh pernah menyumbang emas untuk berdirinya tugu Monumen Nasional (Monas) dan bahkan Aceh pernah menyumbang nyawa dan harta untuk Indonesia khususnya untuk pusat, tetapi nyatanya mereka balas dengan penghianatan dan berbagai kezaliman. Maka tak ada gunanya kita beri berbagai penghargaan kepada mereka," tutup Tgk. Muslim. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda