Jum`at, 07 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / Sudah Sepekan BBM Langka di Bireuen, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

Sudah Sepekan BBM Langka di Bireuen, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

Jum`at, 07 November 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Suasana di SPBU Simpang Leubu, Desa Cot Tufah, Kecamatan Gandapura pada Jumat (7/11/2025). [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) melanda Kabupaten Bireuen sejak sepekan terakhir. Kondisi ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama para pengendara dan pedagang kecil yang bergantung pada bahan bakar untuk menjalankan aktivitas harian.

Pantauan media ini pada Jumat (7/11/2025) di SPBU Simpang Leubu, Desa Cot Tufah, Kecamatan Gandapura, menunjukkan antrean panjang kendaraan yang menunggu giliran untuk mengisi bahan bakar. Namun, sebagian besar pengendara tampak kecewa karena stok BBM jenis Pertalite sudah habis total.

“Tidak ada minyak sama sekali malam ini, Bang. Cuma ada Pertamax, itu pun sedikit,” ujar salah seorang petugas SPBU yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, di SPBU Paya Meuneng, Matang Geuleumpang Dua, antrean kendaraan juga mengular hingga ke badan jalan.

Banyak pengendara tampak gelisah, sebagian bahkan memutuskan untuk pulang karena stok BBM telah habis sebelum giliran mereka tiba.

Salah seorang pengendara sepeda motor, Ajmal, mengaku sudah dua hari berkeliling mencari BBM untuk keperluan kerja.

“Sekarang susah nyari minyak, Bang. Kalau isi di SPBU harus antre panjang, sedangkan di kios eceran juga sulit ditemukan di sepanjang jalan,” keluhnya.

Ia mengaku tidak bisa beroperasi maksimal karena kendaraan mereka tak bisa jalan akibat kehabisan bahan bakar. “Biasanya saya jualan keliling sampai sore, tapi sekarang cuma setengah hari. Minyak nggak ada, mau beli Pertamax mahal sekali,” ujarnya.

Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah SPBU lain di wilayah timur Bireuen. Pertalite, yang menjadi BBM paling banyak digunakan masyarakat, sudah kosong sejak beberapa hari terakhir. Sementara yang tersedia hanyalah Pertamax, dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Akibatnya, sebagian warga memilih membatasi aktivitas mereka. Para petani dan nelayan pun ikut terdampak karena sulit mendapatkan bahan bakar untuk peralatan dan kendaraan operasional.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina maupun Pemerintah Kabupaten Bireuen terkait penyebab pasti kelangkaan BBM ini.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan mencari solusi dan memastikan distribusi BBM kembali normal. “Kami cuma minta pemerintah peduli. Ini kebutuhan dasar,” tutup Ajmal. [nh]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI