DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tak hanya dicintai oleh rakyatnya sendiri, sosok Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang lebih akrab disapa Mualem, kini mulai menuai simpati dan kebanggaan dari berbagai penjuru Indonesia.
Bahkan, seorang emak-emak dari luar Aceh memberikan pandangan jujurnya yang menyentuh kepada Mualem.
"Pemimpin itu bukan yang suka menyemplung ke got atau bersihin sampah di depan kamera. Pemimpin itu yang berani berdiri membela rakyatnya, bahkan saat yang dihadapinya adalah kekuasaan pusat. Saya mulai melihat itu dalam diri Mualem," ujarnya seorang emak-emak dalam video Instagram aceh viral dan aniesmillenialcenteraceh dilansir media dialeksis.com, Selasa, 24 Juni 2025.
Pernyataan sederhana itu mewakili keresahan banyak warga di luar Aceh yang merasa rindu akan kehadiran sosok pemimpin yang tulus dan berani.
Di tengah maraknya pemimpin yang sibuk membangun pencitraan dengan aksi-aksi simbolik dan viral di media sosial, keberanian Mualem dalam menjaga kedaulatan wilayah Aceh khususnya terkait empat pulau di Aceh Singkil yang diklaim oleh Provinsi tetangga menjadi angin segar.
Emak itu juga mengungkapkan bahwa tak perlu menyelam di gorong-gorong, marah-marah dengan ratusan kamera, atau menangis di hadapan wartawan, Mualem menunjukkan bahwa ketegasan tak perlu dipamerkan cukup dibuktikan.
Ketika Pemerintah Pusat diam terhadap konflik batas wilayah, Mualem tidak menyerang, tapi berbicara tenang dan jelas. "Kalau mau berunding dengan Aceh, petanya diperbesar dulu. Sesuai Perjanjian Helsinki," ujarnya.
Kalimat itu sederhana, namun mengandung guncangan. Helsinki bukan sekadar nama kota itu adalah simbol kesepakatan damai antara Aceh dan Indonesia, sebuah perjanjian yang menjadi fondasi bagi perdamaian dan otonomi Aceh pascakonflik. Mengingatkannya berarti menyerukan agar semua pihak tetap konsisten dan adil.
Warga luar Aceh pun tak segan menyatakan kekagumannya. "Dia tidak merendahkan diri di hadapan elit Jakarta. Tidak tunduk, tapi juga tidak meledak-ledak. Bicaranya tenang, waktu elit Jakarta mencaplo empat pulau di Aceh Singkil, dia tidak marah," ujarnya.
Dia berkata, kalau mau berunding dengan Aceh, petanya diperbesar dulu, sesuai dengan perjanjian Helsinki. Kalimat ini mengguncang, Helsinki bukan kata biasa, itu janji damai yang tidak boleh dilanggar. Muzakir Manaf dijuluki mu'alem, julukan ini rakyat Aceh yang kasih.
"Dia tidak minta restu elit Jakarta. Elit Jakarta bisa lihat, bagaimana rakyat Aceh mendukungnya. Pemimpin seharusnya begitu ya, bukan hanya karena menang pemilu, tapi yang bisa membuat rakyatnya berdiri dengan harga diri," tutupnya.
Beragam komentar netizen pun ikut memberikan pandangannya kepada sosok mualem. Bagi sebagian orang, Mualem adalah contoh pemimpin sejati. Ia tidak hanya menang pemilu, tapi lebih dari itu, ia membuat rakyatnya berdiri dengan kepala tegak.
"Saya bangga sebagai orang Indonesia, karena masih ada kepala daerah seperti Mualem. Ketika orang lain diam melihat ketidakadilan terhadap rakyatnya, dia angkat suara. Itu baru pemimpin!" Komentar akun instagram @zacky.
"Kita terlalu lama dicekoki pemimpin yang tampil untuk kamera, bukan untuk rakyat. Saya sedang mencari harapan… dan mungkin saya mulai menemukannya di Aceh," kata akun instagram @secha.